Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PSSI Beberkan Kronologi Hukuman FIFA kepada Arema

Kompas.com - 13/09/2013, 20:36 WIB
Ferril Dennys

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal PSSI, Joko Driyono, menjelaskan latar belakang keputusan FIFA yang melakukan pengurangan tiga poin dan denda sebesar 5.000 franc Swiss (CHF) kepada Arema Indonesia.  

Singo Edan menerima hukuman tersebut terkait permasalahan Jean Landry Poulangoye (Perancis) pada musim 2009-2010. Saat itu, manajemen Arema mendepak pemain asal Perancis tersebut sebelum kontraknya berakhir karena penampilannya dinilai tak memuaskan. Tak terima dengan keputusan tersebut, Landry kemudian melapor kepada FIFA. FIFA baru mengambil keputusan ini tiga tahun kemudian.

Joko menjelaskan, FIFA telah mengeluarkan keputusan pada 8 Februari 2013, dan denda seharusnya dibayarkan 21 hari setelah keputusan.

Namun, lanjut Joko, keputusan FIFA tersebut tidak diinformasikan dengan baik oleh bagian administrasi terdahulu karena konflik di tubuh PSSI. 

"Kami membalas surat FIFA dan meminta hukuman tersebut diimplementasikan pada musim depan mengingat Arema masih dua," jelas Joko di kantor PSSI, Jumat (13/9/2013).

Joko menjelaskan, FIFA kemudian berkirim surat balasan pada pekan lalu. Isinya, menurut Joko, FIFA memandang bahwa keberadaaan Arema ISL dan Arema IPL bukan urusan mereka.

"Mereka tidak peduli Arema A atau Arema B. Mereka meminta hukuman tersebut dieksekusi pada musim ini. Jika tidak, PSSI dilarang ikut serta dalam seluruh kompetisi FIFA," tutur Joko.

Joko menjelaskan, hukuman ini sekaligus sebagai pengakuan PSSI bahwa Arema ISL merupakan Arema yang sah. Tidak hanya itu, Joko pun mengaku mengerti keberatan dari Arema.

"Mereka tidak tahu dan tidak diinformasikan selama dua tahun sehingga tidak bisa melakukan upaya penyelesaian. Bisa dimengerti keberatan mereka tapi saat ini sudah melampaui tenggat waktu," beber Joko.

Arema diharapkan segera membayar denda kepada FIFA. Seandainya tidak membayar, maka Arema bakal mendapatkan sanksi tambahan berupa degradasi ke tingkat kompetisi yang lebih rendah (Divisi Utama).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com