belo horizonte, jumat
Jepang adalah juara Asia, sedangkan Meksiko kampiun zona Amerika Tengah, Utara, dan Karibia (CONCACAF). Namun, kedua tim gagal mencapai semifinal Piala Konfederasi setelah sama-sama kalah dua kali di grup.
”Saya rasa kami telah menunjukkan banyak karakter meski kami butuh mengumpulkan lebih banyak pengalaman. Sepak bola Jepang masih sangat muda, tetapi mereka telah mengambil langkah raksasa dalam beberapa tahun terakhir,” ungkap pelatih Jepang Alberto Zaccheroni.
Pelatih asal Italia itu menambahkan, kekalahan 3-4 dari Italia setelah sempat memimpin 2-0 harus diambil sisi positifnya. Walau bagaimanapun, sepak bola Brasil dan Italia memang sudah sangat kaya pengalaman.
Meski kalah dari Italia, surat kabar bertiras terbesar Jepang,
Penyerang Shinji Kagawa dan gelandang Yasuhito Endo mengakui, timnya mengendurkan permainan dan konsentrasi setelah unggul 2-0 atas Italia dan mulai membuat banyak kesalahan. Kondisi itulah yang kemudian dimanfaatkan Italia.
Jepang akan berlaga melawan Meksiko tanpa pemimpinnya, Makoto Hasebe, karena mendapatkan kartu kuning kedua pada laga melawan Italia.
Sementara itu, pelatih Meksiko Jose Manuel de la Torre berharap penyerang andalannya, Javier ”Chicharito” Hernandez, bisa menjadi ancaman menakutkan bagi tim lawan.
”Saya rasa kami bermain baik melawan Brasil ketimbang melawan Italia. Sekarang kami perlu berusaha keluar dengan kejutan,” ungkap Hernandez.
Berbeda dari Jepang yang sudah memastikan lolos ke putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil, Meksiko masih harus berjuang untuk lolos ke Brasil. Meksiko berada di posisi ketiga setelah Amerika Serikat dan Kosta Rika.
”Saya rasa Piala Konfederasi tidak akan memengaruhi perjuangan utama kami di kualifikasi Piala Dunia, di mana kami harus tampil lebih baik,” ujar De la Torre.
Dengan hanya mengandalkan seorang penyerang, Meksiko kesulitan untuk menyusun serangan dan menuntaskannya.