Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertarungan Klasik demi Prestise

Kompas.com - 22/06/2013, 02:53 WIB

Brasilia, Jumat - Brasil dan Italia sama-sama sudah memastikan satu tempat di babak semifinal Piala Konfederasi dengan bekal dua kemenangan di tangan. Namun, pertarungan dua kutub kekuatan sepak bola dunia itu, Sabtu (22/6), tetap seru, menentukan siapa yang berjumpa Spanyol.

Spanyol, sang juara dunia dan Eropa, kemungkinan besar akan keluar sebagai juara Grup B, mengungguli Uruguay dan Nigeria. Untuk menghindari Spanyol, baik Brasil maupun Italia harus memastikan status juara Grup A.

Sebagai tuan rumah, Brasil lebih favorit. Secara statistik, ”Selecao” juga unggul atas Italia. Dari tujuh laga terakhir, Brasil menang empat kali. Tim kuning biru ini hanya sekali dipermalukan ”Azzurri”, yakni di Piala Dunia 1982.

Kedua tim terakhir bertanding dalam laga persahabatan di Geneva, Swiss. Hasilnya berakhir imbang 2-2. Dua gol Italia dicetak Daniel De Rossi dan Mario Balotelli, sementara gol Brasil disumbang Fred dan Oscar.

”Ini akan menjadi pertandingan sulit. Tentu kami akan lebih senang bertemu Spanyol di final,” kata pemain belakang Brasil, Thiago Silva.

Silva, yang kini tercatat sebagai pemain Paris St Germain, mengenal baik kekuatan Italia karena sebelumnya pernah berkiprah di Liga Italia membela klub AC Milan.

Menurut Silva, kekuatan Italia masih bertumpu pada permainan Andrea Pirlo dan Balotelli. ”Pirlo adalah pemain terbaik di dunia saat ini dan di lini depan ada Balotelli sebagai penyerang yang berbahaya,” ungkap Silva kepada Sky Sport.

Dalam dua laga sebelumnya di Grup A, Italia menunjukkan kekuatan dengan mengalahkan Meksiko, 2-1, dan Jepang, 4-3. Sementara Brasil juga perkasa dengan menghabisi Jepang, 3-0, dan menaklukkan Meksiko, 2-0. Dari hasil ini, Brasil cukup membutuhkan hasil imbang.

Tiga momen

Laga Brasil versus Italia menjadi sangat klasik karena ada tiga momen di Piala Dunia yang mungkin sulit dilupakan penggila bola sejagat.

Momen pertama adalah Piala Dunia 1970. Ketika itu, Brasil seperti mempertontonkan sebuah pertunjukan sirkus. Dimotori sang legenda Pele, Brasil bermain dengan keceriaan dan kegembiraan. Para pemainnya seperti menari-nari menggoreng bola sebelum melumat Italia, 4-1.

Momen kedua di Piala Dunia 1982. Ketika itu, sebagian orang memprediksi Brasil bakal mengulangi kedigdayaan tahun 1970. Yang terjadi justru sebaliknya. Italia yang datang sebagai kuda hitam menikam Brasil, 3-2. Paolo Rossi tampil sebagai bintang. Pemain Juventus yang sempat diskors dua tahun itu menggila dengan mencetak tiga gol.

Dua belas tahun kemudian, Brasil dan Italia kembali bertemu dalam duel mendebarkan. Kali ini pada partai puncak Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat.

Ketegangan mewarnai pertandingan ini. Laga berjalan alot sehingga sampai waktu normal dan tambahan waktu berakhir kedudukan masih 0-0. Ini adalah kali pertama penggunaan adu penalti dalam menentukan juara Piala Dunia FIFA.

Eksekutor pertama Brasil, Marcio Santos, gagal mencetak gol. Italia pun membuka keunggulan lewat Demetrio Albertini. Romario menyamakan kedudukan, tetapi Italia kembali unggul lewat Evani. Situasi baru berbalik ketika Daniele Massaro dan Roberto Baggio gagal mencetak gol buat Italia. Brasil berbalik unggul lewat Branco dan Dunga.

Brasil pun juara saat tendangan kapten Italia, Franco Baresi, gagal. Italia berduka, Brasil gembira. (REUTERS/AFP/OTW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com