Sydney, Selasa
Sebanyak 80.523 penonton yang memenuhi Stadion Olimpiade Sydney, Selasa (18/6), langsung bersorak kegirangan setelah sundulan kepala Kennedy gagal ditepis penjaga gawang Irak, Noor Sabri. Ini adalah kehadiran Australia keempat kalinya pada putaran final Piala Dunia. Australia menyusul Jepang yang lebih dulu melaju ke Brasil dengan menjadi pemuncak Grup B.
Sementara dari Grup A Asia, Iran dan Korea Selatan akhirnya juga melaju ke Brasil. Pada laga terakhir, kemarin, Iran mampu mengalahkan tuan rumah Korsel, 1-0, berkat gol Reza Goochannedjhad pada menit ke-59.
Kemenangan atas Korsel itu mengangkat Iran ke puncak Grup A dengan 16 poin. Korsel berada di posisi kedua dengan
”Ini perjuangan kualifikasi yang sangat sulit. Namun, kami berhasil mewujudkannya pada tiga laga terakhir,” kata pelatih Australia, Holger Osieck.
Kapten tim Australia, Lucas Neill, pun bergembira atas hasil akhir tim Australia. ”Mohon
Pada babak pertama, Australia lebih banyak ditekan Irak yang menurunkan para pemain muda. Dengan penguasaan bola per individu lebih baik dibandingkan dengan para pemain Australia, barisan penyerang Irak beberapa kali membahayakan gawang
Akan tetapi, yang mengherankan, peluang-peluang untuk mencetak gol itu seperti tidak dimanfaatkan para penyerang Irak. Mereka tidak berani melepaskan tembakan dan lebih banyak menggocek bola di daerah pertahanan ”The Socceroos”.
Australia pun beberapa kali mencoba membalas menyerang, tetapi Tim Cahill gagal memanfaatkan tiga peluang yang diperolehnya. Tembakan-tembakan pemain senior Australia itu tidak mengarah ke gawang Irak.
Hasil imbang 0-0 bertahan hingga akhir babak pertama, yang dihiasi banyak pelanggaran oleh pemain Australia.
Pada babak kedua, Irak yang awalnya kembali menekan Australia kemudian mengendurkan permainannya.
Hujan yang turun kian deras menyulitkan para pemain Irak sekaligus menguras tenaga mereka. Serangan-serangan Irak pun tidak terkoordinasi dengan baik, seperti pada babak pertama. Kondisi ini dimanfaatkan para pemain Australia dengan lebih menekan lawan. Masuknya Tomas Rogic dan Archie Thompson membuat serangan-serangan Australia lebih hidup. Namun, baru setelah Tim Cahill diganti Josh Kennedy, Australia kemudian bisa memetik kemenangan.
Bagi Irak, laga melawan Australia itu memang tidak menentukan lagi. Mereka sudah tersingkir dari putaran final Piala Dunia setelah kalah dari Jepang, pekan lalu.
Sementara pada laga Iran melawan Korsel, kedua tim sama-sama bermain agresif meski Korsel lebih banyak menekan. Namun, Iran dengan jeli dan cepat bisa melancarkan serangan balasan. Gol tunggal Iran dicetak setelah bek Korsel, Kim Young-won, membuat kesalahan sehingga
Korsel beberapa kali nyaris dapat membuat gol, tetapi penampilan gemilang penjaga gawang Iran, Rahman Ahmadi, dan barisan belakang Iran membuat berbagai upaya Korsel itu tak berbuah hasil hingga bubaran.
Semangat tinggi yang diperlihatkan para pemain Iran antara lain didorong juga oleh pernyataan pelatih Korsel Choi Kang-hee yang menyatakan diperlakukan buruk pada laga tandang Korsel ke Iran, Oktober tahun lalu. Pada laga tandang itu, Korsel dikalahkan Iran 0-1.
Kekalahan Korsel itu sekaligus juga kegagalan Choi Kang-hee mewujudkan janjinya untuk membalas kekalahan di Iran dan tekadnya untuk membuat kubu Iran menderita. Sebelum laga melawan Korsel dimulai, Iran praktis akan gagal ke Brasil bila kalah dari Korsel dan Uzbekistan menang atas Qatar.
Meski demikian, kubu Korsel sempat dibuat ketar-ketir menunggu hasil laga Uzbekistan versus Qatar. Pasalnya, Uzbekistan menang 5-1 pada menit-menit terakhir dan hanya butuh dua gol lagi untuk menyingkirkan Korsel.