Meski tantangannya sulit, mantan bintang Brasil, Pele, percaya tuan rumah berpeluang menjadi juara. ”Situasi saat ini mirip dengan Piala Dunia 2002. Di tengah tekanan menjadi juara, Luiz Felipe Scolari sukses menjalankan tugasnya,” kata Pele seusai peluncuran menara jam hitung mundur Piala Dunia 2014 di Brasilia, Kamis (13/6).
Scolari dikenal piawai melecut motivasi bertanding pemain asuhannya. Saat melatih tim Portugal pada Piala Eropa 2004, Scolari-lah yang meminta warga memasang bendera dan berdiri di sepanjang jalan menuju stadion.
”Saya percaya dukungan publik Brasil yang sangat menggilai sepak bola akan memompa semangat tim. Itu kami butuhkan untuk bersaing dengan lawan-lawan yang hebat,” ujar Scolari.
Salah satu lawan yang patut diperhitungkan adalah Spanyol. Juara Dunia 2010 dan jawara Eropa tahun lalu itu datang dengan kepercayaan diri tinggi.
Namun, dua gelar prestisius itu belum menghilangkan dahaga gelar Andres Iniesta dan kawan-kawan. ”Tantangan menjuarai Piala Konfederasi tidak berbeda dengan Piala Dunia dan Piala Eropa. Satu lagi trofi juara, sangat fantastis,” ujar Iniesta.
Tampil pada ajang Piala Konfederasi juga memberi gairah tersendiri bagi Uruguay—juara dunia 1930 dan 1950. Selain berkesempatan menjajal tim-tim terbaik, tingginya animo warga Brasil membuat turnamen kali ini terasa spesial.
”Atmosfernya luar biasa. Kami ingin menikmati momen yang indah ini sebelum berpikir bagaimana menjadi juara,” kata pelatih tim nasional Uruguay, Oscar Washington Tabarez.
Suasana di Brasil mulai semarak menyambut Piala Konfederasi. Bendera dan umbul-umbul berwarna khas kuning-hijau bertebaran di sejumlah lokasi, terutama di enam kota penyelenggara turnamen.
Hal itu diikuti dengan kesiapan stadion yang selesai direnovasi bulan lalu. Sebelumnya, Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) sempat meragukan Brasil karena hingga Desember 2012 baru dua dari enam stadion yang layak digunakan untuk perhelatan Piala Konfederasi.
Enam stadion yang akan digunakan berlokasi di Belo Horizonte, Brasilia, Rio de Janeiro, Fortaleza, Recife, dan Salvador.
Menurut Menteri Olahraga Brasil Aldo Rebelo, pihaknya