Keberhasilan Bayern Muenchen menghabisi klub yang sering kali dinobatkan sebagai klub terbaik dunia, Barcelona, mengangkat tinggi-tinggi nama pelatih Bayern saat ini, Jupp Heynckes. Di tangan pelatih kelahiran Monchengladbach, 8 Mei 1945, itu, Bayern menjadi klub yang sangat perkasa dengan memecundangi Barcelona 4-0 dan 3-0 pada pertemuan mereka di semifinal Liga Champions.
Tak berlebihan bila kemenangan sangat meyakinkan itu membuat Bayern lebih difavoritkan untuk menjuarai Liga Champions musim ini ketimbang klub senegaranya, Borussia Dortmund, yang menjadi lawan di laga final 25 Mei nanti.
”Saya tahu sepak bola Spanyol. Saya tahu para pemainnya. Saya tahu filosofinya. Saya selalu menonton Barcelona melawan Real Madrid karena saya menikmatinya,” ujar Heynckes yang memang pernah menukangi Real Madrid selama satu musim pada 1998. Ketika itu, Real Madrid menjuarai Liga Champions, tetapi Heynckes lalu diberhentikan pada musim berikutnya.
Terlepas dari pengalamannya berkiprah di Liga Spanyol, Heynckes, yang sering dipanggil ”Osram” oleh kawan-kawannya karena wajahnya yang mudah sekali berubah memerah ketika tengah emosi, telah belajar banyak dari kekalahan Bayern dari Chelsea di final Liga Champions musim lalu.
Heynckes menceritakan, sehari setelah kekalahan di final itu, dia langsung membuat perencanaan untuk musim berikutnya, merencanakan pasukan dan berbicara dengan para pemain.
”Kami menjadi sebuah grup yang menyatu, di dalam dan di luar lapangan. Kami telah memenangi liga, kami berada di final Piala Jerman, dan kami memiliki target logis memenangi Liga Champions karena nasib buruk yang menghinggapi kami pada final tahun lalu,” katanya.
Ironisnya, menang atau kalah pada laga final nanti, ataupun keberhasilan Bayern mencetak treble pada musim ini, jika mampu juga memenangi Piala Jerman dan Liga Champions, itu tidak akan mengubah status Heynckes sebagai orang yang terbuang dari klubnya saat ini.
Perjalanan Heynckes bersama Bayern sudah dipastikan berakhir setelah Bayern mendatangkan pelatih baru untuk musim depan, yaitu Pep Guardiola.
Kemenangan di final Liga Champions akan menjadi penutup indah karier kepelatihan Heynckes di Bayern Muenchen.
”Saya akan berusia 68 tahun pada
Meski beberapa desas-desus mengaitkan Heynckes dengan Real Madrid, bilamana Jose Mourinho benar-benar keluar dari juara La Liga 2012 itu, pelatih yang menerapkan kedisiplinan tinggi itu mengungkapkan, Madrid sama sekali belum mengontak dirinya.
Heynckes mengawali karier sepak bolanya dengan bergabung di klub kota kelahirannya, Monchengladbach, tahun 1964. Heynckes kemudian pindah ke Hannover 96 (1967-1970) dan kembali ke Borussia Monchengladbach hingga pensiun tahun 1978.
Karier kepelatihannya juga dimulai di