London, Minggu
”Mereka mencintai dia. Karena itu, hari ini agak menjadi cinta yang mengecewakan. Saya tidak melihat dia mencetak gol, dia membuat gol melalui penalti. Itu memang dihitung, tetapi tidak sepenuhnya sama,” ujar Manajer Arsenal, yang mantan mentor Van Persie, Arsene Wenger.
Wenger memang sudah mengetahui, kans Van Persie bisa memanfaatkan tendangan penalti itu mencapai 80 persen. Karena, dia sebelumnya pun adalah algojo penalti di Arsenal. ”Saya tahu dia melakukannya dengan baik,” ujar pelatih asal Perancis tersebut.
Penyerang asal Belanda yang tahun lalu meninggalkan Arsenal dengan uang pindah 24 juta euro (sekitar Rp 300 miliar) itu disambut cemoohan fans ”The Gunners” saat keluar dari terowongan dan masuk ke lapangan. Akan tetapi, Van Persie menanggapi aksi para penonton di Stadion Emirates itu dengan tenang. Dia tetap berkonsentrasi pada permainan, tetapi tidak bisa berbuat banyak karena pengawalan ketat pemain belakang Arsenal.
”Pertahanan kami tidak membuat hidupnya mudah. Kami bermain dengan komitmen besar. Kedua center back (bek tengah) kami bermain sangat baik,” ujar Wenger.
Manajer MU Alex Ferguson pun memuji penampilan Arsenal dengan pendekatan melawannya. Namun, dia juga mengeluhkan lima kartu kuning yang diberikan kepada para pemain MU, yaitu Rafael da Silva, Phil Jones, Jonny Evans, Antonio Valencia, dan Van Persie. ”Arsenal menggunakan kecepatan yang fantastis, sangat agresif dan banyak tackle,” ujar Ferguson.
Arsenal unggul lebih dulu setelah Van Persie gagal mengoperkan bola di tengah lapangan dan bola langsung diambil Tomas Rosicky yang kemudian mengopernya kepada Theo Walcott, yang lolos dari jebakan off-side. Walcott pun tanpa kesulitan menaklukkan kiper MU, David De Gea, pada menit kedua.
Akan tetapi, gol penalti Van Persie pada menit ke-44 menghapuskan keunggulan Arsenal, yang pada babak kedua gagal mencetak gol tambahan.
Hasil seri melawan MU itu membuat Arsenal terjungkal dari posisi ketiga sebab pada hari yang sama, Chelsea unggul 2-0 atas Swansea sehingga ”The Blues” naik ke peringkat ketiga.
Pasca-dipastikan terusir dari Premiership Liga Inggris, pelatih Queens Park Rangers (QPR) Harry Redknapp mengingatkan para pemainnya untuk tidak menganggap mudah perjuangan kembali masuk ke Premiership.
Dia menegaskan, QPR bukanlah sebuah tim super power di liga Championship karena di liga itu ada 14 klub kuat lainnya, antara lain Nottingham Forest, Leicester, Blackburn, dan Burnley.
”QPR tidak punya hak khusus untuk kembali (ke Premiership), itu akan sangat sulit,” ujar Redknapp yang gagal menyelamatkan QPR pada 22 pertandingan yang ditanganinya.
Mantan Manajer Tottenham Hotspur tersebut mengakui ada masalah di dalam klub itu sendiri yang harus diselesaikan terlebih dulu. ”Saya harus duduk dengan para pemilik dan melihat apa rencana mereka, apakah tetap bersama saya atau tidak. Tidak masalah buat saya, apa pun
Berbeda dengan Redknapp, pelatih baru Reading, Nigel Adkins, lebih yakin dengan peluang timnya untuk kembali ke Premiership. ”Kami telah belajar saat berada di Premiership,”