Milan, Rabu
Dengan kemenangan itu, Roma akan menghadapi Lazio di final Piala Italia. Di atas kertas, kekuatan kedua tim berimbang. Lazio kini peringkat kelima klasemen Serie A, sedangkan Roma di posisi keenam. Andai menang di final, Roma mengulang prestasi 2007-2008 saat mereka terakhir juara Piala Italia.
Kekalahan kedua kalinya dari Roma itu benar-benar pukulan keras bagi pelatih Inter Andrea Stramaccioni, yang harus menelan empat kekalahan dari lima penampilan terakhir timnya.
”Setelah dua kali pertandingan, saya hanya bisa mengatakan Roma layak mencapai final. Karena itu, saya memuji mereka dan juga memuji para pemain saya yang telah memberikan
Pelatih Inter itu menguraikan, Inter telah mengerahkan semua yang dimilikinya di lapangan. ”Saya rasa, tim bisa tampil bagus pada paruh pertama dan kami seharusnya bisa menggandakan keunggulan kami dengan Tommaso Rocchi. Pada paruh kedua, Roma membaik, sedangkan kami kehilangan kemampuan fisik,” kata Stramaccioni.
Stramaccioni memang tidak bisa berbuat banyak dengan cedera yang menimpa para pemain andalannya. Inter tampil melawan Roma tanpa diperkuat Antonio Cassano, Rodrigo Palacio, Diego Milito, Walter Gargano, Yuto Nagatomo, dan Dejan Stankovic yang semuanya cedera. Sementara Alvaro Pereira dan
”Yang saya sesalkan adalah kami harus kemasukan gol karena sebuah serangan balasan ketika pertahanan kami berantakan.
Permainan Inter memang tidak buruk pada babak pertama. Akan tetapi, mereka kewalahan ketika Roma meningkatkan tempo permainan pada babak kedua serta mengejutkan pemain Inter dengan serangan-serangan balasannya yang cepat dan terpadu.
Inter yang memasang CM Jonathan untuk menggantikan Esteban Cambiasso yang cedera membuka keunggulan pada menit ke-22 melalui kerja sama Jonathan dengan Ricky Alvarez dan Tommaso Rocchi.
Penampilan baik kiper Inter Samir Handanovic pada babak pertama akhirnya tidak kuasa menahan serangan terpadu yang dibangun Roma dan kemudian diselesaikan dengan baik oleh Destro pada menit ke-56.
Destro, mantan pemain binaan Inter pada usia muda, kemudian membalikkan keadaan dengan membuat timnya unggul pada menit ke-69, lagi-lagi karena rapuhnya pertahanan Inter. Khususnya, kegagalan Juan Jesus mengantisipasi gerakan Federico Balzaretti yang lalu menyodorkan bola kepada Destro.
Gol ketiga ”I Giallorossi” diciptakan dengan bagus oleh Torosidis, yang lolos dari hadangan tiga bek ”I Nerazzuri” sehingga bisa melepaskan tendangan voli.
Meski demikian, Ricardo Alvarez bisa mengurangi selisih gol dengan Roma, yang mencetak gol kedua bagi Inter, menit ke-80. ”Saya ingin bermain dan mencetak gol. Saya sudah tidak bermain selama tiga bulan,” ujar Destro yang sangat puas bisa mengalahkan klub yang tak mempertahankannya.