Pemenang laga pada semifinal itu disebut-sebut bakal menjadi tim favorit juara Piala FA musim ini. Tidak berlebihan dan masuk akal. Semifinal lain yang berakhir Minggu dini hari WIB mempertemukan klub divisi dua, Milwall, dan calon tim terdegradasi dari Liga Inggris, Wigan Athletic.
Bagi Chelsea dan City, menang di semifinal seperti sudah mengulurkan satu tangan ke trofi Piala FA. Meski berlabel semifinal, laga itu bagai final. ”Setiap trofi penting bagi semua tim. Bagi kami, lebih penting lagi sebab kami punya kesempatan agar ke final dan juara Piala FA kedua dalam tiga tahun,” kata Roberto Mancini, Pelatih City.
Jelang laga, seperti dilaporkan wartawan Kompas,
Sabtu, pendukung Chelsea menyempatkan berkunjung ke Stamford Bridge, markas klub mereka. Mereka mengikuti tur ke museum Chelsea dan Stamford Bridge yang menawarkan kunjungan ke ruang ganti pemain dan ruang jumpa pers.
”Tiket pertandingan sudah habis, tetapi saya beruntung dapat tiket dari teman saya yang penggemar berat Chelsea. Dia orang London dan ada temannya yang batal menonton. Saya dapat dua tiket pertandingan,” ujar Prasetyo, suporter Chelsea asal Indonesia, yang tinggal di London.
Persiapan lain menjelang laga panas itu adalah pengetatan keamanan di hotel sekitar Stadion Wembley. Manajemen hotel Holiday Inn Wembley hanya akan mengizinkan tamu hotel masuk ke lobi hotel pada Sabtu dan Minggu dengan alasan keamanan. Setiap tamu hotel diwajibkan mengenakan pita khusus yang dibagikan saat Sabtu pagi.
Bagi City dan Mancini, trofi Piala FA menjadi satu-satunya gelar tersisa untuk menjaga kehormatan. Setelah tertinggal 12 poin dari Manchester United (MU) di Liga Inggris, dengan tujuh laga di sisa musim, gelar liga hampir mustahil dijangkau.
Chelsea masih mempunyai opsi lain, gelar Piala Europa, dengan Basel lawan mereka di semifinal, 25 April dan 2 Mei. Pelatih Rafael Benitez yang berstatus pelatih sementara di Chelsea, kontraknya habis akhir musim ini. Ia ingin meninggalkan jejak membanggakan di ranah domestik.