SURABAYA, KOMPAS.com - Chief Executive Officer Persebaya Gede Widiade resmi mengundurkan diri sejak 1 April lalu. Terdapat empat alasan yang membuat Gede kecewa dan melepaskan jabatannya. "Saya sudah mengirimkan surat pengunduran diri saya kepada PT Pengelola Persebaya dan PT Persebaya Indonesia selaku pemegang saham," ujar Gede di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (6/4/2013).
Alasan utama Gede adalah dana talangan yang digelontorkan Gede dari uang pribadi untuk membiayai Persebaya senilai lebih dari Rp 9 miliar tidak kunjung diganti pihak konsorsium PT Liga Primer Indonesia Sportindo (LPIS). Sebelumnya, PT LPIS berjanji mengembalikan dana talangan tersebut dengan cara mencicil. Pada Februari lalu, Gede memang diberikan cek senilai Rp 1,2 miliar yang dijanjikan dapat dicairkan pada tanggal 5 setiap bulannya. Kekecewaan Gede memuncak begitu mengetahui cek tersebut kosong dan tidak dapat dicairkan. "Begitu saya mau cairkan di bank ternyata blong," kata Gede yang merasa dibohongi.
Alasan kedua, Gede juga kecewa dengan keputusan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI terkait unifikasi liga yang kemudian mengorbankan Persebaya yang berlaga di Liga Primer Indonesia (IPL). "Saya tidak melihat adanya keputusan yang win-win solution. Seharusnya dengan unifikasi tidak ada yang tercecer," ucap Gede. Adapun alasan ketiga dan keempat, Gede juga melihat tidak adanya keseriusan dari Pemerintah Kota Surabaya dan bonek sebagai suporter Persebaya untuk mendukung keberadaan Persebaya. Selama ini, Persebaya tidak pernah diberi kemudahan untuk menyewa lapangan sepakbola dan keringanan pajak oleh Pemkot Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.