Jakarta, Kompas
Derita tim yang berjuluk ”Macan Kemayoran” ini juga bertambah dengan diusirnya pemain asing Park Kyeong-min setelah mendapat dua kartu kuning. Dengan hasil ini, Persija masih terbenam di dasar klasemen dengan nilai 8 dari 14 kali tampil.
Laga Persija melawan Persiram harus digelar tanpa penonton karena Polda Metro Jaya tidak mengeluarkan izin. Ini buntut kekisruhan suporter Persija yang diduga memukul anggota polisi saat mengamankan laga Persija versus Arema. Akibatnya, Polda Metro Jaya hanya mengizinkan pertandingan digelar tanpa penonton. Kepolisian menilai masih ada yang perlu dibenahi dari sisi suporter.
Situasi ini tidak menguntungkan Persija. Secara moril mereka sedang membutuhkan kemenangan untuk lepas dari papan bawah klasemen sementara. Kehadiran The Jakmania sebetulnya bisa menjadi elemen tambahan untuk merealisasikan target tiga angka.
Selain itu, panitia juga dipastikan tidak mendapat pemasukan dari penjualan tiket yang bisa membantu Persija. Persija saat ini sedang dilanda krisis finansial. Sebuah karangan bunga dukacita ditaruh di salah satu pintu masuk Gelora Bung Karno (GBK) dengan tulisan, ”Berdukacita dengan matinya hiburan rakyat Jakarta”.
Bermain di bawah guyuran hujan deras, para pemain Persija seperti kehilangan kepercayaan diri. Mereka seperti tampil dengan beban berat sehingga tidak cukup kreatif membangun serangan atau mengancam gawang lawan. Sebaliknya, Persiram bermain disiplin dan sanggup memanfaatkan peluang menjadi gol melalui Elthon Maran pada menit ke-74.
Asisten pelatih Persija Blitz Tarigan menyayangkan kekalahan ini. Namun, dia tetap membela pemain yang dianggapnya tampil maksimal. ”Mereka
Pelatih Persiram Jaya Hartono mengaku puas dengan kemenangan ini. ”Target saya di pertandingan ini adalah mendapat poin. Ternyata, target terpenuhi, bahkan poin yang kami bawa pulang adalah angka maksimal,” ujarnya.