Jakarta, Kompas
Roy mengatakan, Staf Khusus Kemenpora Eko Indrajit dan
”FIFA dan AFC yang akan menangani konflik. Adapun pemerintah ada di belakang FIFA dan AFC. Sebelum tanggal 13 Februari 2013, yang merupakan batas akhir penyelesaian konflik, kita harapkan sudah ada keputusan dari FIFA dan AFC,” kata Roy.
Menurut Roy, pemerintah tidak bisa membubarkan PSSI ataupun KPSI. Alasannya, liga yang berada di bawah KPSI, yaitu Liga Super Indonesia (ISL), adalah hiburan yang digemari masyarakat. Sementara liga di bawah PSSI, yaitu Liga Primer Indonesia (IPL), musim 2013 belum bergulir.
”Sejak rapat Komite Eksekutif FIFA di Tokyo, FIFA sudah
Halim juga mengungkapkan bahwa dirinya bertemu dengan dua staf khusus Menpora pada Minggu (27/1) malam. Mereka meminta penjelasan duduk persoalan sepak bola dan data PSSI.
”Saya jelaskan semuanya, mulai dari munculnya KPSI, voter Solo, gugatan ke CAS (Pengadilan Arbitrase Olahraga), semuanya. Data juga saya berikan, lengkap. Tetapi, mengapa Menpora sepertinya tidak mendapat informasi yang lengkap,” ujar Halim.
Halim menjelaskan, dia pekan lalu juga bertemu dengan Penjabat Presiden AFC Zhang Jilong. Dia menjelaskan mengenai voter Solo yang menjadi senjata KPSI untuk meminta kongres diulang sehingga menimbulkan kebingungan bagi AFC.
”Voter Solo itu sudah kami akomodir dalam Kongres Palangkaraya 10 Desember 2012, jadi tidak perlu kongres lagi. Kami sudah jelaskan semua itu kepada Zhang Jilong. Perlu dipahami, pemilik hak suara itu lembaga, bukan personal,” kata Halim.
Roy menambahkan, sebelumnya ia telah bertemu langsung dengan Nirwan Bakrie dan Arifin Panigoro. ”Saya bertemu Nirwan karena La Nyalla Mattalitti (Ketua KPSI) selalu berkonsultasi dengan Nirwan. Saya juga bertemu Arifin karena Djohar Arifin Husin (Ketua PSSI) selalu berkonsultasi dengan Arifin,” kata Roy.
Hasil pertemuan tersebut, Menpora meminta Nirwan Bakrie agar menyelesaikan masalah gaji pemain klub-klub ISL. Menpora akan menghentikan ISL jika tunggakan gaji para pemain tidak dilunasi.
Sementara kepada Arifin Panigoro, Menpora meminta agar verifikasi klub segera dilakukan dan menargetkan tim nasional meraih prestasi terbaik di ajang Pra-Piala Asia 2015.
”Kalau hasilnya jelek, pemerintah akan ambil tindakan. Pemain yang dipanggil masuk timnas tidak datang karena tidak mendapat surat panggilan hitam di atas putih. PSSI tidak mengeluarkan surat panggilan karena itu artinya PSSI mengakui klub ISL. Jadi, pemain tahu kalau masuk tim nasional dari media,” kata Roy.
Halim menegaskan, Menpora perlu melihat kembali data milik PSSI yang telah memanggil para pemain untuk membela timnas senior pada 21 Desember 2012 dan pemanggilan kedua pada