Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Serahkan Solusi kepada FIFA dan AFC

Kompas.com - 31/01/2013, 03:29 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah berniat mengembalikan penyelesaian kisruh sepak bola di negeri ini kepada Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional dan Konfederasi Sepak Bola Asia. Hal itu dikemukakan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga di Senayan, Jakarta, Rabu (30/1).

Roy mengatakan, Staf Khusus Kemenpora Eko Indrajit dan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo akan menemui FIFA dan AFC. Tujuan mereka adalah meminta FIFA dan AFC menyelesaikan konflik PSSI dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI).

”FIFA dan AFC yang akan menangani konflik. Adapun pemerintah ada di belakang FIFA dan AFC. Sebelum tanggal 13 Februari 2013, yang merupakan batas akhir penyelesaian konflik, kita harapkan sudah ada keputusan dari FIFA dan AFC,” kata Roy.

Menurut Roy, pemerintah tidak bisa membubarkan PSSI ataupun KPSI. Alasannya, liga yang berada di bawah KPSI, yaitu Liga Super Indonesia (ISL), adalah hiburan yang digemari masyarakat. Sementara liga di bawah PSSI, yaitu Liga Primer Indonesia (IPL), musim 2013 belum bergulir.

”Sejak rapat Komite Eksekutif FIFA di Tokyo, FIFA sudah tidak ikut campur lagi dalam masalah di Indonesia. FIFA menyerahkan masalah ini kepada AFC karena ini masalah Asia,” kata Sekretaris Jenderal PSSI Halim Mahfudz.

Halim juga mengungkapkan bahwa dirinya bertemu dengan dua staf khusus Menpora pada Minggu (27/1) malam. Mereka meminta penjelasan duduk persoalan sepak bola dan data PSSI.

”Saya jelaskan semuanya, mulai dari munculnya KPSI, voter Solo, gugatan ke CAS (Pengadilan Arbitrase Olahraga), semuanya. Data juga saya berikan, lengkap. Tetapi, mengapa Menpora sepertinya tidak mendapat informasi yang lengkap,” ujar Halim.

Halim menjelaskan, dia pekan lalu juga bertemu dengan Penjabat Presiden AFC Zhang Jilong. Dia menjelaskan mengenai voter Solo yang menjadi senjata KPSI untuk meminta kongres diulang sehingga menimbulkan kebingungan bagi AFC.

”Voter Solo itu sudah kami akomodir dalam Kongres Palangkaraya 10 Desember 2012, jadi tidak perlu kongres lagi. Kami sudah jelaskan semua itu kepada Zhang Jilong. Perlu dipahami, pemilik hak suara itu lembaga, bukan personal,” kata Halim.

Nirwan dan Arifin

Roy menambahkan, sebelumnya ia telah bertemu langsung dengan Nirwan Bakrie dan Arifin Panigoro. ”Saya bertemu Nirwan karena La Nyalla Mattalitti (Ketua KPSI) selalu berkonsultasi dengan Nirwan. Saya juga bertemu Arifin karena Djohar Arifin Husin (Ketua PSSI) selalu berkonsultasi dengan Arifin,” kata Roy.

Hasil pertemuan tersebut, Menpora meminta Nirwan Bakrie agar menyelesaikan masalah gaji pemain klub-klub ISL. Menpora akan menghentikan ISL jika tunggakan gaji para pemain tidak dilunasi.

Sementara kepada Arifin Panigoro, Menpora meminta agar verifikasi klub segera dilakukan dan menargetkan tim nasional meraih prestasi terbaik di ajang Pra-Piala Asia 2015.

”Kalau hasilnya jelek, pemerintah akan ambil tindakan. Pemain yang dipanggil masuk timnas tidak datang karena tidak mendapat surat panggilan hitam di atas putih. PSSI tidak mengeluarkan surat panggilan karena itu artinya PSSI mengakui klub ISL. Jadi, pemain tahu kalau masuk tim nasional dari media,” kata Roy.

Halim menegaskan, Menpora perlu melihat kembali data milik PSSI yang telah memanggil para pemain untuk membela timnas senior pada 21 Desember 2012 dan pemanggilan kedua pada 3 Januari 2012. Surat pemanggilan dikirim mengikuti cara-cara yang digariskan oleh FIFA melalui faksimile dan e-mail. ”Kami memanggil pemain sesuai dengan aturan FIFA,” kata Halim.

(WAD/ANG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pernyataan Resmi Kylian Mbappe, Umumkan Kepergian dari PSG

Pernyataan Resmi Kylian Mbappe, Umumkan Kepergian dari PSG

Liga Lain
Timnas Brasil Tetapkan 23 Nama untuk Skuad Copa America 2024

Timnas Brasil Tetapkan 23 Nama untuk Skuad Copa America 2024

Internasional
Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Faisal Halim Penyerang Timnas Malaysia yang Disiram Air Keras Sukses Jalani Operasi Ketiga

Sports
Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Kurniawan DY Kutuk Keras Serangan Rasial kepada Guinea, Coreng Wajah Indonesia

Timnas Indonesia
Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Man United Vs Arsenal, Setan Merah Akan Dilibas di Old Trafford

Liga Inggris
Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Strategi demi Wujudkan Mimpi Timnas Indonesia ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Jadwal Timnas Indonesia di Tournoi Maurice Revello 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Indonesia Vs Guinea, Respons PSSI soal Shin Tae-yong Kena Kartu Merah

Timnas Indonesia
Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Gia Cedera, Jakarta Pertamina Enduro Akhiri Kontrak

Sports
VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

VAR Mobile Meluncur Ke Arena Championship Series, Teknologi Baru Liga 1

Liga Indonesia
Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Noda Rasialisme Indonesia Vs Guinea: PSSI Wajib Edukasi Fan, Beri Pemahaman

Timnas Indonesia
Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Saat Philippe Troussier Tonton Langsung Indonesia Vs Guinea...

Timnas Indonesia
Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Indonesia Ikut Turnamen Toulon 2024, Gantikan Mesir, Segrup dengan Italia

Timnas Indonesia
Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Bali United Vs Persib Pindah Arena: Maung Tak Masalah, Ada Keuntungan

Liga Indonesia
Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com