Surabaya, Kompas -
Berdasarkan keterangan dokter jaga Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari, Nurul Imaniati, Janu dibawa ke ruangan Unit Gawat Darurat RSI Jemursari pukul 09.40 dan meninggal pukul 12.30.
Manajer Persebaya Surabaya Bambang Pramukantoro mengatakan, tidak ada yang mengira Janu meninggal akibat serangan jantung sebab dia tidak memiliki jejak rekam penyakit jantung,
Menurut Bambang, Janu dibawa ke RSI Jemursari karena dadanya mendadak sakit ketika sedang berada di apartemennya sekitar pukul 09.30. ”Saat sedang membaca koran, dia mengeluh dadanya sakit. Makanya, dia langsung dibawa ke rumah sakit terdekat,” kata Bambang.
Janu sempat mengikuti pemusatan latihan Persebaya di Bali pada Selasa (22/1). Ketika itu, Bambang mengakui, kondisi kesehatan Janu tidak ada masalah, baik saat berada di Bali maupun sepulang dari latihan tersebut.
Bambang mengatakan, manajemen Persebaya berencana menanggung biaya pemulangan jenazah Janu ke Ceko. Namun, pihaknya masih kesulitan menghubungi keluarga Janu.
Sebelum melatih Persebaya di Divisi Utama, Janu pernah mengarsiteki Arema Malang pada musim 2007/2008. Pada musim 2010/2011, Janu membawa klub berjuluk ”Singo Edan” tersebut menjadi runner-up Liga Super Indonesia. Setelah itu, Janu pindah untuk menangani Persela Lamongan tahun 2011.
Hingga Janu meninggal, Persela masih memiliki tunggakan gaji selama lima bulan dengan jumlah lebih dari Rp 780 juta. Atas utang itu, mantan Direktur PT Liga Indonesia Andi Darussalam Tabussala menyatakan akan mengurus gaji Janu yang belum dibayar Persela.
”Saya yang akan tanggung soal (gaji) itu. Dulu, kan, saya yang bawa Janu ke sana,” kata Andi, yang turut berada di RSI Jemursari dan membawa jenazah Janu ke rumah duka Adi Yasa.
Janu mengawali kariernya di Indonesia saat melatih Persigo Gorontalo tahun 2003. Setahun kemudian, dia melatih PSM Makassar selama dua tahun dan membawa ”Juku Eja” menjadi runner-up liga.
Setelah melatih PSM, Janu kembali ke Ceko dan sempat menjadi asisten pelatih di Slavia Prague. Setahun di Ceko, Janu kembali ke Indonesia untuk mengarsiteki Arema Malang sebelum akhirnya pindah ke Persela dan Persebaya.