Kontra Irak, Indonesia Pasti Bertahan

JAKARTA, KOMPAS.com — Manajemen tim nasional Indonesia sadar, laga pertama di Pra-Piala Asia Australia 2015 melawan Irak pada 6 Februari 2013 akan menyulitkan skuad asuhan Nilmaizar. Wajar jika pada akhirnya tim Garuda nantinya diinstruksikan bermain bertahan.

Namun, bermain bertahan, seperti yang disampaikan oleh Koordinator Timnas, Bob Hippy, tak selamanya akan diperagakan. Paling tidak 30 persen dari waktu pertandingan akan coba menyerang.

"Sebanyak 70 persen akan bertahan. Di sela-sela bertahan, timnas akan sekali-sekali melakukan serangan," kata Bob Hippy di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa (22/1/2013).

Dalam menyerang, Bob tak membenarkan timnas menggunakan bola-bola lambung. Dengan kondisi fisik yang kalah tinggi, menyerang dari sisi kanan dan kiri dengan mengandalkan Oktovianus Maniani dan Andik Vermansah menjadi pilihan tepat, minimal untuk membuka peluang.

"Intinya, jangan sampai kalah banyak," tutur Bob.

Akan tetapi, hingga kini skema itu belum berjalan baik. Dalam sesi latihan, para penggawa timnas terlihat masih kurang cepat saat melakukan transisi dari bertahan menjadi permainan menyerang atau sebaliknya.

"Kami harapkan laga uji coba melawan Semen Padang pada 24 Januari 2013 akan menjadi lebih baik. Pada laga itu, kami memang akan menginstruksikan Semen Padang untuk lebih banyak menekan. Kami akan melihat bagaimana transisi permainan," cetus Bob.

Ia juga memastikan, laga melawan Palestina, seperti yang dikabarkan belakangan ini, batal. Waktu yang berbenturan dengan laga uji coba melawan Jordania di Amman jadi penyebabnya.

"Setelah melawan Semen Padang, timnas hanya akan melakukan satu uji coba lagi. Untuk uji coba melawan Jordania, timnas tidak akan benar-benar bermain seperti saat melawan Pro Duta dan Semen Padang. Sulit memang, tetapi akan coba cari poin," tutup Bob.