Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSSI Butuh Orang-orang Fresh dan Berpandangan Terbuka

Kompas.com - 20/01/2013, 20:23 WIB

KOMPAS.com -- Sepak bola Indonesia menyimpan segudang potensi yang jauh lebih unggul dari negara-negara lain, seperti Malaysia misalnya. Meski demikian, Indonesia tetap tertinggal. Hal ini tak lepas dari banyak hal, termasuk pengelolaan kompetisi dan kinerja pengurus PSSI.

Di tengah konflik elite sepak bola yang terus berkecamuk, Bambang Pamungkas berharap ada perbaikan menyeluruh bagi para pengurus sepak bola dan PSSI. Berikut lanjutan wawancara Kompas dengan Bambang:

Beralih ke soal kompetisi. Anda pernah main di kompetisi Malaysia, bagaimana posisi kompetisi kita dibanding liga negeri jiran itu?

Saya hanya ingin menyatakan satu hal. Dari segi fanatisme, skill, antusias, Indonesia jauh di atas Malaysia. Talenta jauh di atas Malaysia. Tetapi, dari segi fasilitas, dari segi dukungan pemerintah, dari segi profesionalisme, mereka jauh di atas kita. Gambaran itu yang sangat jelas yang saya alami. Jadi, alangkah luar biasanya ketika fanatisme, antusiasme, dan skill yang luar biasa ini ditambahi dengan fasilitas, dukungan pemerintah, dan profesionalisme. Maka, saya tidak bisa membayangkan, sejauh mana kita akan bisa berbicara di level internasional.

Sejak Anda mulai jadi pemain 12 tahun lalu, apakah Anda melihat ada perbaikan kompetisi kita atau sebaliknya, terlepas saat ini kompetisi sedang terbelah?

Saya melihat kompetisi di Indonesia, setiap tahun mengalami peningkatan pasti, (peningkatan) kualitas pasti. Tetapi, ada satu hal yang menurut saya perlu kita kurangi atau sedikit banyak kita rem. Yaitu, tentang kuota pemain asing yang alhamdulillah tahun ini agak sedikit berkurang. Kebijakan lima pemain itu sangat mengebiri pemain muda kita untuk berkembang. Karena dengan lima pemain asing, posisi-posisi vital dalam tim sepak bola --striker, playmaker, dan stopper--  akan diisi pemain asing.

Jadi, sebenarnya mandegnya regenerasi pemain tim nasional Indonesia sedikit-banyak dipengaruhi sistem pemain asing yang dijalankan di kompetisi. Artinya, ketika pemain-pemain vital dalam setiap posisi itu diisi pemain asing, maka pemain-pemain lokal kita tidak memiliki kesempatan untuk bermain.

Apakah Anda merasa kompetisi kita (skor laga, tim juara) sudah diatur, seperti yang santer beredar dari mulut ke mulut di sebagian insan sepak bola nasional?

Saya tidak ingin mengatakan itu karena tidak pernah mengerti secara betul fakta di lapangan. Saya tidak ingin berbicara itu karena bisa menjadi fitnah bagi saya. Tetapi, saya ingin kembali ke permasalahan tadi, dengan begitu banyaknya pemain asing, kesempatan pemain muda untuk mendapatkan jam terbang di kompetisi sangat minim.

Sehingga, ketika skuad tim nasional hanya diisi pemain itu, itu, dan itu lagi, maka jangan dipermasalahkan pemain tersebut atau pemain mudanya. Karena memang yang bermain reguler tiap minggu, ya pemain itu. Karena talenta muda kita mengalami kemandegan dan itu bisa dilihat sendiri, betapa klub-klub papan atas kita memiliki striker, misalnya, pemain asing semua.

Dalam 12 tahun terakhir Anda pernah dihubungi orang lain terkait upaya mengatur skor pertandingan?

Alhamdulillah, tidak pernah. Saya orang yang tidak pernah mengangkat telepon jika tidak kenal. Jadi, saya tidak tahu kalau ada pembicaraan seperti itu.

Melalui tulisan di blog Anda, Anda pernah meminta Nurdin Halid mundur. Apakah Anda ingin meminta hal yang sama pada Djohar Arifin dan La Nyalla Matalitti?

Saat ini posisinya serba salah. Kedua belah pihak merasa, mereka hal yang benar. Kedua belah pihak merasa mereka memiliki dasar untuk memimpin. Tetapi, saya kembalikan, ada voters yang dalam hal ini menentukan siapa yang berhak. Tetapi, itu pun saat ini masih menjadi perdebatan.

Kalau saya pribadi berpikir bahwa kita harus berpikir untuk sepak bola Indonesia: siapa yang paling pantas memimpin. Kalau tidak dari keduanya, kenapa tidak? Jadi, memang susah untuk mencari sosok penengah di antara kedua orang yang berseteru itu. Tetapi, kalau toh itu perlu dilakukan, ya kenapa tidak?

Sekali lagi, dikembalikan pada hati nurani semua voters dan semua masyarakat Indonesia bisa menilai, siapa yang pantas memimpin. Bagi saya pribadi, kita butuh orang-orang yang lebih fresh, orang-orang yang lebih berpandangan terbuka, dan lebih terbuka dalam menerima masukan.

Banyak suara yang berpandangan, figur ketua umum berasal dari kalangan pemain, termasuk Anda. Anda siap jika suatu saat nanti dipilih jadi Ketua Umum PSSI?

Memang ada suara-suara yang demikian. Artinya, ada sosok seperti saya, Ponaryo, atau Bima Sakti yang sempat mencuat suatu saat nanti jika dicalonkan jadi ketua PSSI. Bagi saya tidak ada yang salah.

Saya tidak ingin berbicara atas nama Bima Sakti atau Ponaryo, tetapi bagi saya pribadi jiwa saya di lapangan. Saya bukan orang yang bisa bekerja di belakang meja. Artinya, posisi yang cocok buat saya adalah pelatih tim nasional, bukan ketua umum PSSI. Jadi bagi saya pribadi, ketua umum PSSI tidak masuk dalam rencana saya. Sekali lagi, jiwa saya terlalu liar untuk duduk di belakang meja.

Bersambung ke Bagian 10: Saya Buktikan, Sepak Bola Bisa Memberi Kehidupan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Usai Dipecat, Phillipe Troussier Ungkap Akan Rindukan Vietnam

    Usai Dipecat, Phillipe Troussier Ungkap Akan Rindukan Vietnam

    Internasional
    Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

    Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

    Liga Indonesia
    Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

    Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

    Liga Indonesia
    Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

    Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

    Liga Indonesia
    SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

    SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

    Timnas Indonesia
    Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

    Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

    Liga Indonesia
    Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

    Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

    Liga Indonesia
    AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

    AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

    Liga Italia
    Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

    Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

    Liga Indonesia
    Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

    Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

    Bundesliga
    5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

    5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

    Bundesliga
    Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

    Persik Vs Persikabo, Jeam Kelly Sroyer Ingin Beri Persembahan Terakhir

    Liga Indonesia
    Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

    Bayern Vs Dortmund: Tuchel Tak Membawa Muenchen ke Arah yang Benar

    Bundesliga
    Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

    Amunisi Muda Barca, Marc Guiu: Xavi Sangat Penting bagi Barcelona

    Liga Spanyol
    Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

    Lorenzo Nilai Bagnaia Lakukan Kesalahan Saat Insiden dengan Marquez

    Motogp
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com