Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roy Suryo: Saya Akan "Control+Alt+Delete" PSSI

Kompas.com - 20/01/2013, 14:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Itulah pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo untuk memecahkan kekisruhan sepak bola nasional.

Hal itu dikatakan Roy Suryo dalam wawancaranya dengan Koran Tempo edisi Minggu (20/1/2013). Wawancara itu sendiri dilakukan semalam sebelum pelantikan, Senin (14/1/2013). Berikut petikannya:

Anda sudah menolak, tetapi kenapa tetap bersedia?

Saya dipanggil ke Istana dua kali. Saat fit and proper test, saya ditanya tentang olahraga selama dua jam. Kemudian, hasil tes itu dibacakan Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) di depan saya. Waktu itu ada Wakil Presiden Boediono, Dipo Alam, dan Sudi Silalahi. Sisi positif saya, menurut Presiden, adalah kepribadian dan suka mengambil risiko. Saat itu, saya katakan ke Presiden, kalau ada pilihan mundur, saya akan memilih itu. Tetapi, Presiden langsung bilang: tidak, tidak ada pilihan. Tetapi, beliau mengingatkan saya jangan mengutamakan kepentingan pribadi.

Oke, mungkin Anda memang tidak paham betul soal dunia olahraga. Tetapi, Anda berolahraga enggak, sih?

Jujur, saya tidak bisa menjawab pertanyaan Presiden saat fit and proper test: olahraganya apa, Mas? Karena saya memang tidak berolahraga.

Sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, apa masalah yang diamanahkan Presiden untuk Anda beresi?

Saya mendapatkan 25 inventarisasi masalah di Kementerian Pemuda dan Olahraga. Namun, yang diutamakan Presiden ada tiga: konsolidasi, mencapai prestasi, dan membenahi PSSI.

Bagaimana Anda akan melakukannya?

Ihwal konsolidasi, saya akan membuat pakta integritas bersama semua pegawai di Kemenpora. Saya tidak mau nanti ada orang yang mengaku orang Adhyaksa (Dault), orang Andi (Mallarangeng), orang lama. Pokoknya, tidak ada orang-orangan. Sembari konsolidasi itu, saya akan berdiskusi soal percepatan pencairan anggaran olahraga yang dibintangi DPR sebesar Rp 1,9 triliun, sehingga prestasi bisa tercapai.

Soal kisruh PSSI, apa yang akan Anda lakukan?

Pilihannya, hanya ada dua: memilih salah satu (KPSI atau PSSI) atau bubarkan keduanya. Kalau saya memilih salah satu badan itu, bisa-bisa terjadi kegaduhan lagi. Cara penyelesaiannya di-"control+alt+delete" (cara mematikan komputer saat hang), begitu.

Wah, kok bumi hangus begitu?

Saya tidak mau arogan.
Pertama, saya akan mendengarkan dulu hasil tim satuan tugas bentukan pemerintah yang sudah mendatangkan AFC (Asian Football Confederation). Saya sudah berdiskusi dengan Ibu Rita Subowo, Ketua Komite Olimpiade Indonesia. Intinya mengatasi masalah PSSI jangan berlarut-larut karena batas sanksi FIFA sudah dekat. Kena sanksi sebenarnya bukanlah hal buruk. Lihat pengalaman Yunani dan Irak. Mereka justru jadi bagus setelah diberikan sanksi.

Sementara soal persiapan SEA Games, apa yang akan dilakukan Indonesia tetap menjadi juara?

Berat. Saya terus terang bilang begitu ke Presiden. Dua tahun lalu kita juara umum karena digelar di Palembang. Tentunya dengan kuantitas atlet yang banyak dan mengkreasi cabang olahraga yang menguntungkan kita sebanyak-banyaknya. Itu tidak bisa kita lakukan di Myanmar. Jadi, program saya akan disesuaikan dengan potensi cabang olahraga yang unggul. Untuk menerapkan program, saya sudah berbicara dengan staf khusus yang kemarin ada. Saya juga akan membawa ahli teknologi informasi dalam staf saya. Memang saya ingin kasih sentuhan teknologi informasi di Kemenpora

Apa olahraga Anda saat muda?

Tidak ada. Justru olahraga yang mengubah hidup saya. Saya dulu pernah mencoba ikut ekstrakurikuler basket saat sekolah menengah pertama. Tetapi, lama-lama, antara porsi mendribel dan duduk di pinggir lapangan, kebanyakan duduk. Bukan karena capek, tetapi karena saya tidak bisa main. Itu mengubah saya untuk memilih ekstrakurikuler elektronik. Di SMP Negeri 5 Yogyakarta, bel masuk dan istirahatnya merupakan karya saya pada 1981.

Bagaimana dengan pengalaman memimpin organisasi pemuda?

Enggak juga. Paling korps mahasiswa. Karena itu, saya diragukan karena tidak pernah berdarah-darah memimpin organisasi. Saya dituduh mendapatkan enaknya saja karena langsung jadi menteri. Tetapi, kalau memang tidak pernah, apa harus dipernah-pernahkan?

Menurut Anda, bagaimana potensi pemuda Indonesia?

Sebenarnya besar. Hanya sekarang banyak organisasi pemuda isinya bapak-bapak. Saya akan memberlakukan penuh Undang-Undang Nomor 80 Tahun 2009. Dalam Pasal 1 disebutkan, yang namanya pemuda itu berusia 16-30 tahun. Nah, kalau berdasarkan UU itu, bubar semua itu organisasi kepemudaan. Pramuka yang sudah uzur ya harusnya sudah berganti nama, jadi Pratuka: Praja Tua Karana (tertawa). Kini, kantor Kemenpora seperti cuma menjadi kantong donatur untuk organisasi pemuda yang tidak ada pembinaannya sama sekali. Akhirnya muncullah program-program sekadar untuk mencari dana. Saya akan mengevaluasi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

VFF Tunjuk Kawan Lama Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Vietnam

Internasional
Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Aspek yang Harus Disiapkan Timnas U23 Indonesia Jelang Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Link Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan Final Piala Asia U23, Kickoff 22.30 WIB

Internasional
Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Hasil Thomas Cup 2024: Semifinal Ke-6 Beruntun Indonesia, Denmark Tersingkir

Badminton
Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Piala Thomas 2024: Cara Ginting Menang Usai Permainannya Terbaca Lawan

Badminton
Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

Badminton
Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Badminton
'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

"Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Badminton
Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com