Port Elizabeth, Sabtu -
Pada laga praturnamen, para pemain Ghana sudah memamerkan kekuatan. Tim berjuluk ”Bintang Hitam” itu menang 3-0 atas Mesir, Kamis (10/1), dan bangkit dari ketertinggalan dua gol dengan mengalahkan Tunisia 4-2, Minggu (13/1).
”Kami telah menunjukkan kekuatan mental. Kami bermain dengan penuh semangat dan kini akan kami tampilkan lagi di laga sesungguhnya. Kami ingin menang, untuk itulah kami di sini,” kata pemain gelandang Derek Boateng.
Pelatih Ghana Kwesi Appiah memuji semangat timnya. Namun, dia juga mengingatkan timnya agar tetap waspada. Menurut Appiah, timnya punya potensi mengakhiri kebuntuan selama 31 tahun dalam merebut Piala Afrika. Ghana terakhir kali meraih gelar pada 1982. Itu merupakan gelar yang keempat kali.
Dari materi pemain, Ghana memang lebih kuat dibanding Kongo. Ghana diisi beberapa pemain yang berkiprah di kompetisi sepak bola profesional Eropa, seperti di Italia, Spanyol, dan Inggris.
Setiap pemain Etiopia dijanjikan bonus besar jika menjuarai Piala Afrika. Mereka akan mendapat bonus lebih dari 100.000 dollar AS atau mendekati Rp 1 miliar.
Bonus dengan jumlah setengahnya juga siap diberikan
Etiopia saat ini menjadi kekuatan Afrika yang terlupakan meski negeri itu adalah pelopor atau pendiri Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF). Etiopia juga tuan rumah pertama Piala Afrika pada 1957.
Etiopia pernah menjadi juara tahun 1962 dan kali terakhir berpartisipasi 30 tahun lalu. Dalam sejarah Piala Afrika, mereka mencatatkan Mengistu Worku sebagai pencetak gol terbanyak dengan 10 gol.