ROMA, KOMPAS.com - Pengawas Pemerintah Italia (ONMS) menyatakan, pihak keamanan atau pun yang berwenang diberi kekuasaan untuk menghentikan pertandingan sepak bola, jika menjurus menjadi berbau rasial.
Bahkan, pertandingan dapat dihentikan sama sekali atau sementara untuk memperingatkan para suporter terhadap tindakan rasialnya.
Petinggi layanan masyarakat punya tanggung jawab untuk menunda pertandingan, setelah berdiskusi dengan wasit dan wasit keempat.
Pekan lalu, Kamis (3/1/2013), AC Milan meninggalkan lapangan dalam sebuah uji coba melawan klub Divisi IV Italia, Pro Patria, menyusul cemoohan rasial suporternya terhadap gelandang Milan, Kevin-Prince Boateng.
Pria berusia 25 tahun itu mengancam akan melakukan hal itu lagi, jika suatu saat nanti menemukan kasus yang sama. Presiden Milan Silvio Berlusconi memuji tindakan Boateng. Bahkan, Presiden FIFA Sepp Blatter memuji keberanian gelandang asal Ghana itu, namun tak yakin apakah tindakann itu merupakan solusi yang tepat untuk masalah rasialisme lapangan hijau.
ONMS, sebuah departemen dalam Kementerian Dalam Negeri Italia, mengatakan, problem itu disebabkan oleh kaum minoritas yang terhitung kecil jumlahnya.
"Insiden kekerasan juga menurun jumlah kasusnya, sementara manifestasi rasialisme dan intoleransi muncul secara sporadis dan selalu terbatas ke sebuah kelompok tertentu," tegas ONMS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.