Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bintang Fenomenal yang Rendah Hati

Kompas.com - 09/01/2013, 14:35 WIB

SEKALI lagi, Lionel Messi meraih penghargaan individu tertinggi, FIFA Ballon d’Or 2012. Gelar ini yang keempat kali berturut-turut, melewati para legenda seperti Michel Platini, Johan Cruyff, dan Marco van Basten, masing-masing dengan tiga gelar.

Messi, si penyerang Barcelona ini, memperoleh gelar tersebut dengan perolehan 41,60 persen suara, menyisihkan gelandang dari rival klub yang dibelanya, Real Madrid, Cristiano Ronaldo (23,68 persen), dan rekannya di Barcelona, Andres Iniesta (10,91 persen).

Ballon d’Or adalah penghargaan individu yang sangat spesial bagi pesepak bola. Apalagi, pengakuan sebagai pemain terbaik diberikan pelatih, kapten 209 tim nasional, dan wartawan.

Predikat setinggi langit yang belum tersaingi siapa pun itu bertolak belakang 180 derajat dari si pemilik predikat. Messi punya sifat yang begitu membumi. Seusai acara malam penganugerahan di Zurich, Swiss, Senin (7/1/2013), dia mengaku tak peduli terhadap rekor pribadi. Dia memilih fokus pada tim.

”Sejauh ini saya tidak yakin ini adalah tahun terbaik saya. Saya tak tertarik terhadap rekor pribadi. Yang utama adalah kesuksesan tim,” ujar Messi.

Sepanjang 2012, Messi hanya meraih juara Copa del Rey bersama Barcelona. Ia lebih sering mengoleksi rekor pribadi, salah satunya ketika mencetak 91 gol, mematahkan rekor 85 gol dalam setahun milik Gerd Muller yang bertahan sejak 1972.

Namun, di tengah kepopuleran, ingar-bingar industri sepak bola, serta gaji yang selangit, sikap Messi tetap rendah hati. Bagi orang-orang dekatnya, Messi adalah Messi. Dia bocah sederhana yang lahir di Rosario, daerah terpencil di Argentina, berayahkan pekerja pabrik besi, dan ibu yang pekerja paruh waktu di bidang kebersihan.

Adrian Coria, mantan pemain dan pelatih tim muda Newell’s (klub pertama Messi di Argentina sebelum bergabung dengan Barcelona), punya kesan membanggakan dari anak ketiga dengan tiga saudara ini.

Dalam buku Messi: The Inside Story of The Boy Who Became a Legend, Coria mengungkapkan, kepopuleran yang dimiliki Messi justru akan membuatnya makin dewasa karena dia anak yang cerdas. Tak pernah ada yang berubah dari Leo, panggilan Messi. Dia masih anak yang rendah hati.

”Saya pernah berjumpa dengannya. Saat itu tim saya baru selesai berlatih, sedangkan Leo akan memulai latihan. Leo melihat saya, lalu dia meninggalkan pemanasannya dan berjalan mendekat. Dia menyapa dan memberikan kostumnya kepada saya. Pemain tim saya tidak percaya terhadap apa yang terjadi,” cerita Coria.

Leo tetaplah sosok yang sama seperti ketika dia dilatih Coria pada usia 8-13 tahun. Kepribadiannya sangat kuat, kompetitif, selalu ingin menang. Dia tak pernah menyerah dan selalu bekerja keras agar dapat memenangi setiap pertandingan.

Secara fisik, mungkin banyak yang berpikir Messi tak bisa bermain bola. Dia pendek—hanya bertinggi badan 169 sentimeter—rapuh, dan terlalu kecil karena pernah didiagnosis kekurangan hormon pertumbuhan pada usia 11 tahun.

Namun, siapa pun yang mengenal Messi rasanya akan segera menyadari betapa dia memang diciptakan berbeda. Messi sangat fenomenal dan menjadi seseorang yang sangat mengagumkan.

Di lapangan, Messi sangat meledak-ledak. Dia bagai mobil Ferrari Formula 1. Dia selalu mengantisipasi setiap langkah, sangat menguasai bola, seolah menempel begitu saja pada kakinya. Dia melesat jauh meninggalkan anak laki-laki yang lebih besar, yang belum bisa mengontrol dan mengoordinasikan bola. Dia membuat perbedaan yang sangat besar.

Tetap yang dulu

Messi kecil adalah tipe anak pemalu dan sedikit bicara. Teman sepermainan saat kanak-kanak, Cintia Arellano, punya banyak kenangan tentang sahabatnya itu. Meski sudah terpisah sejak SMP, Arellano merasa tak ada yang berubah pada diri Leo.

Satu-satunya perbedaan adalah, saat ini, Leo selalu naik mobil ke mana pun dia pergi untuk menghindari kerumunan penggemar. Padahal, dulu, Leo selalu mengendarai sepeda untuk berkeliling kota. Bagi Arellano, Leo terlihat masih tak bisa memercayai kegilaan yang dialaminya, apalagi ketika semua tetangga berebut ingin berfoto dengannya. Para gadis pun rela berdiri di luar rumah Leo demi sekadar berucap ”halo” kepadanya.

”Leo adalah orang yang sangat rendah hati. Dia seorang teman sejati yang masih tidak mengerti mengapa dia terkenal,” ujar Arellano.

Celia María Cuccittini, perempuan yang melahirkan Leo 25 tahun lalu, sangat memahami sikap putranya. Menurut Cuccittini, Leo memang tidak peduli akan ketenaran. Setiap kembali ke Rosario, misalnya, dia selalu menyusuri Jalan San Martin bersama sepupunya, Emanuel. ”Saat kami katakan bahwa dia tidak mungkin berjalan-jalan di luar dan kami tidak mengizinkannya karena penduduk di sini akan histeris melihatnya, Leo sangat kecewa. Dia tidak peduli dengan ketenaran, dia merasa terganggu dengan hal-hal tersebut,” ungkap Cuccittini.

Di Barcelona, Messi pun pernah ditegur Ronaldinho, pemain yang pernah berada satu klub dengannya. Pemain Brasil ini mengingatkannya ketika Messi pergi ke pusat perbelanjaan Corte Ingles dengan mengenakan pakaian yang biasa dia pakai saat berlatih, lengkap dengan peralatannya. ”Anak saya tak peduli siapa dirinya. Itulah yang membuatnya terkenal. Menandatangani biografi atau berfoto bersama penggemar tak pernah membuatnya menyesal karena dia memang rendah hati. Menurut Leo, kerendahan hati adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap orang,” ujar Cuccittini. (AFP/AP)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kata Jonatan soal Hadapi Korea Selatan di Perempat Final Piala Thomas 2024

Kata Jonatan soal Hadapi Korea Selatan di Perempat Final Piala Thomas 2024

Badminton
Hasil Indonesia Vs Irak: Kalah 1-2, Garuda Muda ke Playoff Olimpiade 2024

Hasil Indonesia Vs Irak: Kalah 1-2, Garuda Muda ke Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Kebobolan, Garuda Tertinggal di Extra Time

Live Indonesia Vs Irak: Kebobolan, Garuda Tertinggal di Extra Time

Timnas Indonesia
Hasil Indonesia Vs Irak 1-1, Laga Berlanjut ke Extra Time

Hasil Indonesia Vs Irak 1-1, Laga Berlanjut ke Extra Time

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Nathan Bikin Penyelamatan Krusial, Skor Masih Imbang

Live Indonesia Vs Irak: Nathan Bikin Penyelamatan Krusial, Skor Masih Imbang

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak 1-1: Marselino Mengancam, Lemparan Arhan Diantisipasi

Live Indonesia Vs Irak 1-1: Marselino Mengancam, Lemparan Arhan Diantisipasi

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Irak: Gol Ivar Jenner Dibalas, Babak Pertama Tuntas 1-1

Indonesia Vs Irak: Gol Ivar Jenner Dibalas, Babak Pertama Tuntas 1-1

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Sengatan Justin Hubner Bahayakan Gawang Irak

Live Indonesia Vs Irak: Sengatan Justin Hubner Bahayakan Gawang Irak

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Garuda Muda Kebobolan, Skor Sama Kuat 1-1

Live Indonesia Vs Irak: Garuda Muda Kebobolan, Skor Sama Kuat 1-1

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak 1-0: Ivar Jenner Cetak Gol Cantik, Garuda Unggul

Live Indonesia Vs Irak 1-0: Ivar Jenner Cetak Gol Cantik, Garuda Unggul

Timnas Indonesia
Live Indonesia Vs Irak: Saling Rangkai Serangan, Tendangan Bebas Marselino Masih Lemah

Live Indonesia Vs Irak: Saling Rangkai Serangan, Tendangan Bebas Marselino Masih Lemah

Timnas Indonesia
Championship Series: Fakta Aneh Persib Vs Bali United di Mata Alberto

Championship Series: Fakta Aneh Persib Vs Bali United di Mata Alberto

Liga Indonesia
Indonesia Vs Irak: Garuda Muda Lebihi Ekspektasi, Kans ke Olimpiade Terbuka

Indonesia Vs Irak: Garuda Muda Lebihi Ekspektasi, Kans ke Olimpiade Terbuka

Timnas Indonesia
Susunan Pemain Indonesia Vs Irak: Struick Kembali, Hubner Kapten

Susunan Pemain Indonesia Vs Irak: Struick Kembali, Hubner Kapten

Timnas Indonesia
Perebutan Peringkat 3 Piala Asia U23, Legenda Irak Akui Indonesia Berbahaya

Perebutan Peringkat 3 Piala Asia U23, Legenda Irak Akui Indonesia Berbahaya

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com