Kuala Lumpur, Selasa -
Ketika berada di Kuala Lumpur, Selasa (11/12), laki-laki asal Perancis itu secara tegas menjawab ”tidak” ketika para wartawan mempertanyakan sikapnya terhadap penggunaan teknologi garis gawang pada Kejuaraan Dunia Antarklub yang kini sedang berlangsung di Yokohama, Jepang.
”Penerapan teknologi ini memakan biaya hingga 64,63 juta dollar AS dalam lima tahun. Jika saya memiliki dana sebesar itu, lebih baik saya gunakan untuk pengembangan sepak bola di masyarakat dan peningkatan kualitas sepak bola dibanding penggunaan teknologi untuk gol-gol kontroversial yang mungkin hanya terjadi satu atau dua kali dalam setahun,” katanya.
Dua teknologi yang dimaksud Platini adalah hawk-eye dan goalref. Dalam situs FIFA dijelaskan, sejak didorong penelitiannya, delapan teknologi diuji coba secara terus-menerus. Kini, hanya dua teknologi yang disetujui untuk diterapkan, yaitu hawk-eye dan goalref.
Teknologi hawk-eye secara sederhana adalah penggunaan enam hingga delapan kamera berkecepatan tinggi yang mampu memberikan sudut pandang tertentu dari wilayah gawang satu tim. Ketika bola melewati garis gawang, secara cepat kamera mengirimkan gambar ke pusat data dan mengolahnya untuk diteruskan kepada wasit.
Sementara teknologi goalref secara sederhana adalah berupa sensor medan magnet di sekitar wilayah gawang. Ketika bola, yang telah ditanami sensor khusus, melewati garis gawang, perubahan medan magnet itu disampaikan ke pusat data dan diteruskan kepada wasit. Presiden FIFA Sepp Blatter menyatakan, teknologi ini akan digunakan dalam Piala Dunia 2014 di Brasil, Piala Konfederasi, dan gelaran FIFA lainnya.
Platini mengatakan, penempatan wasit tambahan di jarak 1 meter dari gawang sudah cukup memberi kepastian terjadi atau tidaknya gol. ”Jika wasit itu memiliki penglihatan tajam, dia bisa melihat bola itu telah berada di dalam gawang atau sebaliknya,” katanya.