Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nil: Timnas Tak Punya Rasa Takut

Kompas.com - 08/11/2012, 07:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lebih kurang tiga pekan lagi Piala ASEAN Football Federation (AFF) 2012 bakal bergulir di Malaysia dan Thailand. Pecinta sepak bola Tanah Air yang rindu prestasi dalam 21 tahun terakhir menggantungkan harapan besar kepada tim ini. Beban tentu juga berada di pundak Pelatih Nil Maizar sebagai peracik tim.

Dalam perkembangannya, pelatih asal Padang tersebut malah dihadapkan permasalahan pelik, baik dari dalam maupun luar. Beberapa pemain menyatakan mundur dari timnas karena larangan klub yang dinaunginya. Ditambah lagi, kinerja manajemen timnas amburadul sehingga beberapa laga uji coba berantakan.

Rangkaian masalah ini diperparah sikap Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) dengan berbagai dalih membentuk tim yang akan diterjunkan di Piala AFF. Akhirnya, Nil kesulitan memanggil beberapa pemain Indonesia Super League (ISL).

Semua permasalahan ini lambat laun seakan mengikis optimisme publik terhadap tim nasional. Tak sedikit kalangan yang ragu apakah sepak bola Indonesia bisa bangkit setelah sekian lama mati suri prestasi.

Wartawan Kompas.com, Ferril Dennys dan Ary Wibowo, mencoba bertanya banyak hal kepada Nil Maizar. Berikut hasil wawancaranya.

Saat ditunjuk oleh PSSI sebagai pelatih timnas Indonesia, Anda sadar persepakbolaan Tanah Air sedang tidak kondusif?

"Saya sadar itu. Saya hanya mengganggap hal itu sebagai sebuah risiko. Banyak yang bilang,
'Ngapain ke timnas? Bagusan tetap di Semen Padang. Apalagi, Semen Padang sedang onfire.' Seperti yang pernah saya bilang ke teman-teman wartawan, saya melatih timnas dengan sebuah kejujuran. Saya juga coba berusaha menapak tangga yang lebih tinggi."  

Bagaimana menghadapi berbagai cercaan yang ditujukan kepada Anda?

"Kita harus bisa menyikapi berbagai masalah dalam kehidupan ini. Kita bisa menyikapi masalah tersebut bisa berat atau ringan."  

Apakah berbagai cercaan tersebut membuat Anda tertekan kala melatih timnas?

"Kita harus bahagia. Bahagia itu karena diri sendiri. Untuk apa harus disesali? Saya bahagia melatih timnas ini meskipun ada dualisme. Tapi, dualisme itu versi mereka. Saya berada di jalur yang resmi diakui FIFA dan federasi resmi (PSSI). Jadi, ngapain saya harus takut? Kecuali, saya melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak sesuai dengan hati saya. Hati saya mengatakan ini benar."

"Saya lebih baik bela negara semampu saya. Dan, tugas saya hanya melatih, melatih, dan bertanding. Saya hanya bekerja dan tidak perlu banyak bicara. Soalnya, orang dinilai dari perbuatannya, bukan perkataannya. Saya percaya dunia ini bisa berubah dengan dua cara, yakni dengan perbuatan dan pikiran. Tuhan juga mengatakan bahwa kerja harus sungguh-sungguh. Ikhlaskan hasilnya kepada dia. Jadi, tak perlu pikirkan hasilnya. Kalau pikirkan hasilnya, pusing kita. Terkadang manusia gak tulus bekerja."

 
Dengan berbagai persoalan, apakah Anda sempat letih?

"Bukan letih. Hidup ini harus ikhlas dengan menyerahkan segala kehidupan ini kepada Allah. Kalau kita bersandar kepada manusia, capek kita. Allah pasti bantu kita kalau kita bersandar kepada Dia."

Apa yang Anda katakan kepada pemain?

"Saya tekankan kepada pemain, saya melatih dengan tulus dan ikhlas. Tanpa ada apa-apa. Berbanding terbalik dengan pemain. Pemain harus berlatih dengan keikhlasan, kesungguhan, dan hati yang tenang. Mereka akan mendapatkan lebih dari apa yang telah mereka berikan. Jangan Anda melakukan pekerjaan karena rutinitas. Dalam bidang apa pun, Anda harus bekerja dengan hasrat. Kalau bekerja dengan hasrat, Anda bekerja dengan tenang dan mendapatkan hasilnya."

Sama sekali Anda tidak pernah berpikir untuk mundur dari timnas?

"Ada cerita untuk Anda. Pangeran Aleksander dari Persia. Dia sampai ke suatu pulau. Setelah itu, para prajuritnya meminggirkan perahu-perahu di tepi pantai. Pangeran tersebut kemudian memerintahkan kepada prajuritnya untuk membakar perahu-perahu tersebut."

"Arti dari cerita tersebut adalah jangan ada pikiran untuk kembali kalau kita sudah berada di medan perang. Risiko dan tantangan apa pun harus kita tanggung. Kita harus punya mimpi jika ingin segala hal terjadi sesuai keinginan kita. Kenapa orang kaya makin kaya, sementara orang miskin semakin miskin? Orang kaya kalau dapat satu mobil, dia berpikir bagaimana mendapatkan dua mobil. Kalau orang miskin, dia cukup berpikir untuk makan sehari ini saja."

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Persaingan Kiper Persebaya: Andhika Tahan Penalti, Ujian untuk Ernando Ari

    Persaingan Kiper Persebaya: Andhika Tahan Penalti, Ujian untuk Ernando Ari

    Liga Indonesia
    Barito Putera Vs PSIS: Nikmati Pertandingan Usai Sikat Juara Bertahan

    Barito Putera Vs PSIS: Nikmati Pertandingan Usai Sikat Juara Bertahan

    Liga Indonesia
    Legenda Bayern Yakin Leverkusen Akan Juara Bundesliga 2023-2024

    Legenda Bayern Yakin Leverkusen Akan Juara Bundesliga 2023-2024

    Bundesliga
    Persib Ditahan Bhayangkara, Cemas Ciro Alves dan Beckham Putra Cedera

    Persib Ditahan Bhayangkara, Cemas Ciro Alves dan Beckham Putra Cedera

    Liga Indonesia
    Man City Vs Arsenal: Citizens Kena 'Virus FIFA', 5 Kabar Baik untuk Guardiola

    Man City Vs Arsenal: Citizens Kena "Virus FIFA", 5 Kabar Baik untuk Guardiola

    Liga Inggris
    Nova Arianto Panggil 36 Nama untuk Seleksi Tahap Kedua Timnas U16 Indonesia

    Nova Arianto Panggil 36 Nama untuk Seleksi Tahap Kedua Timnas U16 Indonesia

    Timnas Indonesia
    Saat Debutan Muda Persib 'Jail' dan Diperingatkan Radja Nainggolan...

    Saat Debutan Muda Persib "Jail" dan Diperingatkan Radja Nainggolan...

    Liga Indonesia
    Menpora Setuju PSSI Tentukan Nasib Shin Tae-yong Usai Piala Asia U23 2024

    Menpora Setuju PSSI Tentukan Nasib Shin Tae-yong Usai Piala Asia U23 2024

    Timnas Indonesia
    Man City Vs Arsenal, Laga Krusial The Gunners demi Trofi Premier League

    Man City Vs Arsenal, Laga Krusial The Gunners demi Trofi Premier League

    Liga Inggris
    Jadwal Spain Masters 2024, 6 Wakil Indonesia Berburu Tiket Semifinal

    Jadwal Spain Masters 2024, 6 Wakil Indonesia Berburu Tiket Semifinal

    Badminton
    Zohri dan Odekta Lolos Olimpiade Paris 2024, Indonesia Sudah Punya 9 Wakil

    Zohri dan Odekta Lolos Olimpiade Paris 2024, Indonesia Sudah Punya 9 Wakil

    Sports
    Jadwal Liga 1 Akhir Pekan: PSM Vs Borneo, Bali United Vs Persija

    Jadwal Liga 1 Akhir Pekan: PSM Vs Borneo, Bali United Vs Persija

    Liga Indonesia
    Raih Gelar Liga Champions hingga Piala Dunia, Messi Tak Punya Mimpi Lagi di Sepak Bola

    Raih Gelar Liga Champions hingga Piala Dunia, Messi Tak Punya Mimpi Lagi di Sepak Bola

    Internasional
    Hasil Spain Masters 2024: Rehan/Lisa Menangi Duel Merah Putih, 6 Wakil Indonesia ke QF

    Hasil Spain Masters 2024: Rehan/Lisa Menangi Duel Merah Putih, 6 Wakil Indonesia ke QF

    Badminton
    Bali United Vs Persija, Ada Permintaan untuk Suporter Bali United

    Bali United Vs Persija, Ada Permintaan untuk Suporter Bali United

    Liga Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com