Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FIFA Mengenang Kehebatan Ramang

Kompas.com - 27/09/2012, 23:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA), melalui sebuah artikel diunggah dalam situs resminya (www.fifa.com), mengenang kehebatan Ramang, mantan bintang tim nasional Indonesia, tepat pada tahun peringatan ke-25 kematiannya, Rabu (26/09/2012).

Ramang, yang meninggal pada 26 September 1987, disebut, seperti tertulis dalam judul artikel tersebut,  sebagai "Orang Indonesia yang Menginspirasi Puncak Sukses Tahun 1950-an (Indonesian who inspired '50s meridian)".

Kehebatan Ramang yang dikenang dan dikupas panjang lebar di situs FIFA itu, terpusat saat pemain asal Makassar tersebut memperkuat Indonesia di Olimpiade Melbourne 1956. Ajang itu dianggap puncak sukses timnas Indonesia di level internasional, setelah menjadi negara Asia pertama yang tampil di Piala Dunia pada 1938 di Perancis.

Jika penampilan di Piala Dunia 1938 Indonesia masih bernama "Dutch East Indies" dan belum berbendera Merah Putih, karena masih dalam status jajahan Belanda, penampilan di Olimpiade Melbourne 1956 Indonesia sudah tampil sebagai negara merdeka.

Selain itu, di Piala Dunia 1938 Indonesia hanya sekali berlaga, menjadi satu-satunya tim yang tampil di Piala Dunia hanya sekali laga, dan langsung tersingkir setelah dipukul Hongaria 0-6.

Adapun saat tampil di Olimpiade Melbourne 1956, Indonesia tampil sebagai negara merdeka, dan sempat menahan Uni Soviet yang belakangan tampil juara dengan skor 0-0, sebelum akhirnya menyerah 0-4 pada partai ulangan.

Indonesia lolos ke Piala Dunia 1938, setelah Jepang dan kemudian Amerika Serikat enggan bertanding lawan mereka dalam laga play-off.

Tim Merah Putih tampil di Olimpiade 1956 setelah Taiwan, calon lawan di babak kualifikasi, dianggap mengundurkan diri, karena terlambat menyerahkan daftar pemainnya.

Bersama India, Bulgaria, Yugoslavia, dan Amerika Serikat, tim Merah Putih mendapat bye dan langsung lolos ke perempat final dengan lawan Uni Soviet. Dalam laga melawan Uni Soviet itulah, konteks cerita kehebatan Ramang dikenang lewat artiket situs resmi FIFA tersebut.

"Bek-bek uni Soviet yang bertubuh raksasa langsung terbangun saat Ramang, penyerang lubang bertubuh kecil, melewati dua dari mereka dan memaksa (kiper Lev) Yashin melakukan penyelamatan dengan tepisan," demikian tulis FIFA dalam artikelnya.

"Dan meski tim Gavril Kachalin memegang kendali penguasaan bola setelahnya, mereka dibuat frustrasi oleh kegagalan mereka menjebol gawang tim underdog dan oleh skill Ramang dalam serangan balik."

"Pemain berusia 32 tahun (Ramang) hampir saja membuat Indonesia unggul, yang bakal menjadi puncak kejutan, pada menit ke-84 andai saja tendangannya tidak ditahan pria yang dikenal luas sebagai kiper terhebat dalam sejarah sepak bola," lanjut FIFA.

"Jika Uni Soviet belum tahu siapa Ramang sebelum laga tersebut, mereka tentu saja memberi perhatian padanya menjelang laga ulangan."

"Begitu besar perhatian mereka (kepada Ramang) (pada laga ulangan itu) Kachalin memerintahkan (Igor) Netto, playmaker tim (Uni Soviet), agar tampil dengan peran lebih defensif untuk menetralisir dampak pemain Indonesia bernomor 11 (Ramang). (Taktik) itu ada hasilnya. Uni Soviet menang 4-0."

Penampilan epik Indonesia dalam laga pertama tersebut, yang dinyatakan dalam artikel FIFA itu sebagai "salah satu hasil-hasil paling mengejutkan dalam sejarah Olimpiade", tercipta berkat Ramang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

Liga Inggris
Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Internasional
Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Liga Lain
Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Sports
Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Liga Indonesia
Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

Sports
Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Sports
Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Liga Inggris
Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Liga Spanyol
Saat Legenda Timnas Indonesia 'Angkat Topi' untuk Ernando Ari...

Saat Legenda Timnas Indonesia "Angkat Topi" untuk Ernando Ari...

Timnas Indonesia
Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati 'Sang Dewi'

Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati "Sang Dewi"

Liga Lain
Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com