Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zanetti, "Lord of The Rings"

Kompas.com - 07/08/2012, 03:03 WIB

London, Senin - Sebagai pesenam terakhir yang naik ke panggung tak membuat Arthur Nabarette Zanetti gugup. Kedua otot bisepnya yang terlatih membuat dirinya mudah menahan beban tubuhnya ketika di udara, bersalto, dan mendarat dengan sempurna. Cheng Yibing dilewatinya.

Zanetti harus menunggu enam pesenam lain sebelum naik ke panggung nomor gelang-gelang, cabang senam Olimpiade London 2012. Hingga giliran pesenam asal Brasil ini naik ke panggung utama di arena senam di North Greenwich Arena, Senin (6/8), perolehan nilai Cheng Yibing tidak tergoyahkan di puncak dengan 15.800.

Begitu juga dengan Matteo Morandi, pesenam Italia. Dengan nilai 15.733, dia berhak meraih perak. Sementara Alexander Balandin (Rusia) berada di posisi ketiga klasemen sementara dengan nilai 15.666.

Yibing, yang menanti emas keduanya pada Olimpiade London 2012, setelah emas pertama diperoleh dari nomor senam beregu putra, tampak semringah sepanjang waktu. Kepada kamera televisi yang menyorotnya, dia selalu tersenyum dan melambaikan tangan. Tanpa beban, seolah emas sudah di tangannya.

Namun, saat Zanetti mendarat, semuanya berubah. Juri mengganjarnya dengan nilai 15.900, lebih tinggi 0,1 dibandingkan Cheng Yibing yang juga merupakan kapten tim senam putra China. Emas menjadi milik Zanetti. Sementara Yibing, juara nomor gelang-gelang Olimpiade Beijing 2008, harus puas memperoleh perak.

Bagi Cheng Yibing, hasil ini adalah kebalikan dari hasil Kejuaraan Dunia Senam 2011 di Tokyo, tahun lalu. Saat itu, di nomor gelang-gelang, dia merebut medali emas. Sementara Zanetti, mahasiswa Universitas Sao Caetano do Sul-Brasil, harus puas dengan perak.

Perunggu Tweedle

Dunia senam Inggris Raya juga kembali bersukacita setelah pesenam putri mereka, Beth Tweedle, meraih perunggu pada nomor palang bertingkat. Beth, yang kini berusia 27 tahun, akhirnya bisa mengakhiri kariernya dengan manis.

Tweedle semula diragukan bisa kembali ke dunia senam setelah menjalani operasi lutut pada April lalu. Beruntung, operasinya berlangsung sukses sehingga sebulan kemudian dia mulai berlatih kembali dan terpilih sebagai salah satu anggota tim senam Inggris Raya.

Tweedle, juara dunia nomor palang bertingkat tahun 2006 dan 2010 serta juara dunia senam lantai 2009, tampil mengesankan di North Greenwich Arena. Berusaha tampil tenang untuk terakhir kali di olimpiade, dia melakukan gerakan salto secara berurutan di upper bar dan lower bar, ditambah dengan gerakan membalikkan posisi tubuh bagian depan. Juri pun mengganjarnya dengan nilai 15.916.

Pesenam Rusia, Aliya Mustafina, tampil cantik pada nomor ini setelah pada kompetisi sebelumnya hanya meraih perak pada nomor beregu putri dan perunggu di nomor semua alat. Nilainya tertinggi, 16.133.

Sementara Kexin He, yang belum meraih satu medali pun dari nomor sebelumnya, yaitu nomor beregu putri (posisi keempat), juga tampil tanpa cela. Juri memberinya nilai 15.933.

Gabriell Douglas, yang telah mengantongi dua medali emas, tampil terakhir. Namun, penampilannya tak segemilang dua penampilan sebelumnya dan hanya memperoleh nilai 14.900. Pesenam muda AS yang baru saja mengantongi kontrak jutaan dollar dengan sebuah perusahaan makanan ini terpuruk di posisi terbuncit palang bertingkat.

Tepuk tangan membahana di North Greenwich Arena ketika Gabby Douglas hanya berada di urutan terakhir. Tweedle mengakhiri perburuan lebih dari 10 tahun mengikuti olimpiade dengan medali perunggu menggantung di lehernya.

Bagi Mustafina, pesenam berusia 17 tahun, ini adalah medali pertamanya bagi Rusia setelah beristirahat cukup panjang setelah cedera parah di bagian kaki (cedera anterior cruciate ligament) pada kejuaraan senam Eropa 2011. Mustafina, yang juga bertanding di nomor meja lompat, cedera ketika mencoba gerakan 2,5 salto ke belakang.

Tim China sementara di posisi pertama perolehan medali cabang senam dengan dua emas dan dua perak.(AFP/Reuters/MHD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Doa Susy Susanti untuk Indonesia di Final Thomas dan Uber Cup 2024

Doa Susy Susanti untuk Indonesia di Final Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Barcelona Tembak Kaki Sendiri, Xavi Marah

Barcelona Tembak Kaki Sendiri, Xavi Marah

Liga Spanyol
Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Arsenal-Man City Pesta, Perburuan Gelar Sengit

Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Arsenal-Man City Pesta, Perburuan Gelar Sengit

Liga Inggris
Hasil Sassuolo Vs Inter: Emil Audero Starter, Nerazzurri Kalah dari Tim Degradasi

Hasil Sassuolo Vs Inter: Emil Audero Starter, Nerazzurri Kalah dari Tim Degradasi

Liga Italia
Real Madrid Juara Liga Spanyol Usai Girona Gilas Barcelona 4-2

Real Madrid Juara Liga Spanyol Usai Girona Gilas Barcelona 4-2

Liga Spanyol
Hasil Man City Vs Wolves 5-1: Empat Gol Haaland Meneror Arsenal

Hasil Man City Vs Wolves 5-1: Empat Gol Haaland Meneror Arsenal

Liga Inggris
Hasil Real Madrid Vs Cadiz 3-0, Los Blancos di Ambang Juara Liga Spanyol

Hasil Real Madrid Vs Cadiz 3-0, Los Blancos di Ambang Juara Liga Spanyol

Liga Spanyol
Indonesia ke Final Uber Cup 2024, Tak Ada Kata Mustahil Lawan China

Indonesia ke Final Uber Cup 2024, Tak Ada Kata Mustahil Lawan China

Badminton
Thomas dan Uber Cup 2024, Salut Jonatan untuk Tim Putri Indonesia

Thomas dan Uber Cup 2024, Salut Jonatan untuk Tim Putri Indonesia

Badminton
Indonesia ke Final Thomas Cup 2024, Jonatan Sebut Fajar/Rian Jadi Kunci

Indonesia ke Final Thomas Cup 2024, Jonatan Sebut Fajar/Rian Jadi Kunci

Badminton
Klub Elkan Baggott Ipswich Town Promosi ke Premier League

Klub Elkan Baggott Ipswich Town Promosi ke Premier League

Liga Inggris
Hasil Arsenal Vs  Bournemouth: The Gunners Pesta 3 Gol, Amankan Puncak

Hasil Arsenal Vs Bournemouth: The Gunners Pesta 3 Gol, Amankan Puncak

Liga Inggris
Sejarah 26 Tahun Terulang, Putra-putri Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup 2024

Sejarah 26 Tahun Terulang, Putra-putri Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Indonesia ke Final Piala Thomas 2024, Fajar/Rian Terlecut Prestasi Tim Uber

Indonesia ke Final Piala Thomas 2024, Fajar/Rian Terlecut Prestasi Tim Uber

Badminton
Thomas Cup 2024, Indonesia Tunggu China atau Malaysia di Final

Thomas Cup 2024, Indonesia Tunggu China atau Malaysia di Final

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com