Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil dan Spanyol, Calon Kuat Gondol Emas

Kompas.com - 21/07/2012, 06:46 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Tidak akan ada yang meragukan kehebatan Brasil di dunia sepak bola. Sampai saat ini, "Selecao" merupakan peraih gelar terbanyak Piala Dunia. Namun, ada satu gelar yang belum pernah dirasakan Brasil. Juara Olimpiade!

Sebagai negara yang dikenal sebagai penghasil pemain-pemain berbakat, Brasil seharusnya bisa dengan mudah mendapatkan medali emas dalam ajang Olimpaide. Nyatanya, dari 11 kali keikutsertaan di Olimpiade, prestasi terbaik Brasil hanya menggondol medali perunggu di Atalanta 1996 (Amerika Serikat) dan Beijing 2008 (China).

Sepak bola dalam multievent terbesar antarbangsa memang tak masuk dalam agenda resmi FIFA. Akan tetapi, beberapa pemain tetap menganggap Olimpiade yang berhadiah medali emas sebagai sebuah ajang bergengsi.

Sadar dengan hal tersebut, Brasil mencoba menghapus mimpi buruk selalu gagal melangkah ke partai final Olimpiade. Pada keikutsertaannya yang ke-12, "Tim Samba" langsung mencanangkan target menjadi yang terbaik di Olimpiade London 2012.

"Memenangi Olimpiade bisa memperlihatkan kami dalam jalur yang tepat untuk menjadi juara Piala Dunia 2014. Ada harapan besar dari publik kami agar meraih medali emas di Olimpiade London 2012," ucap striker Neymar da Silva.

Keseriusan Brasil berlaga di Olimpiade London bisa terlihat dari skuad yang dibawa Pelatih Mano Menezes. Tiga kuota pemain di atas usia 23 tahun, diberikan Menezes kepada Thiago Silva (Paris Saint-Germain), Marcelo (Real Madrid), dan Hulk (FC Porto).

Lantas, jangan mengira 15 pemain lainnya merupakan nama-nama asing yang jarang terdengar. Siapa yang tidak mengenal Neymar (Santos), Paulo "Ganso" Henrique (Santos), Sandro (Tottenham Hotspur), Alexandre Pato (AC Milan), dan Leandro Damiao (Internacional)? Ketiga pemain tersebut juga termasuk dalam skuad "Selecao" di Olimpiade 2012. Belum lagi, dua bintang muda yang sedang menjadi buruan klub-klub Eropa, Oscar (Internacional) dan Lucas Moura (Sau Paulo), yang juga dipilih Menezes.

Spanyol Ingin Borong Gelar
Tantangan Brasil untuk menjadi yang terbaik di Olimpiade London 2012 cabang sepak bola pria datang dari Spanyol. Bukan rahasia lagi jika sepak bola Spanyol saat ini bisa dikatakan sedang merajai dunia. Tak hanya level senior, tim-tim junior Spanyol terbukti menjadi yang terbaik di pelbagai kejuaraan dalam beberapa tahun terakhir, termutakhir menjadi juara di Piala Eropa U-19.

"La Rojita" sendiri tak begitu penasaran dengan medali emas di ajang Olimpiade. Saat menjadi tuan rumah pada Olimpiade Barcelona 1992, Spanyol yang kala itu dikomandoi Josep Guardiola menyabet medali emas setelah mengalahkan Polandia di final. Meski sudah pernah merasakan menjadi yang terbaik, Pelatih Luis Milla tetap memasang target tinggi di Olimpiade 2012. Jatah tiga pemain senior hanya digunakan dua oleh Spanyol, yakni untuk Adrian Lopez (Atletico Madrid) dan Juan Mata (Chelsea).

Keputusan berani tersebut menjadi bukti bila pemain-pemain muda Spanyol sudah bisa diandalkan dalam turnamen besar. Bagaimana tidak, tengoklah pos kiper "La Rojita" yang dikawal David de Gea (Manchester United). Belum lagi beberapa pemain belakang berpengalaman seperti Jordi Alba (Barcelona), Cesar Azpilicueta (Olympique Marseille), dan Alvaro Dominguez (Borussia Moenchengladbach).

Melihat para gelandang Spanyol, Milla tentu memiliki beberapa pilihan bagus seperti Javi Martinez (Athletic Bilbao), Ander Herrera (Bilbao), Oriol Romeu (Chelsea). Tukang gedor juga menjadi salah satu andalan Spanyol. Selain diisi Adrian dan Mata, ada juga Iker Muniain (Bilbao), dan Cristian Tello (Barcelona).

"Kami melihat tayangan ulang saat Spanyol meraih medali emas di Barcelona 1992. Kini, kami memiliki impian yang sama untuk menjuarainya kembali. Setiap tim memang bisa mengalahkan kami. Tetapi, kami percaya mampu merebut medali emas," ucap Alba.

Kuda Hitam Pengganggu
Tak diragukan lagi bila Brasil dan Spanyol pantas disebut sebagai kandidat juara di Olimpiade 2012 cabang sepak bola pria. Tetapi, jangan remehkan kualitas dari 14 negara lainnya.

Fakta membuktikan, beberapa negara yang sukses menyabet medali emas di Olimpiade justru bukan favorit sebelum kejuaraan bergulir. Pada 1996 dan 2000, Nigeria dan Kamerun membuat kejutan dengan keluar sebagai pemenang.

Tahun ini, kedua negara tersebut memang tak ikut ambil bagian karena tak lolos ke putaran final. Namun, julukan mereka sebagai "kuda hitam" kali ini layak disematkan kepada beberapa negara seperti Britania Raya, Uruguay, Meksiko, atau bahkan Jepang.

Tuan rumah Britania Raya tampil dengan gabungan pemain-pemain dari negara Inggris dan Wales. Tiga pemain di atas usia 23 tahun yang dimiliki Britania Raya adalah Ryan Giggs (Manchester United), Craig Bellamy (Liverpool), dan Micah Richards (Manchester City). Pemain-pemain lain bertebaran di klub-klub besar seperti Chelsea, Manchester United, dan Arsenal.

Selain Inggris, Uruguay juga pantas diwaspadai oleh para peserta lain. Salah satu kekuatan Uruguay terletak di barisan depannya. Pelatih Oscar Tabarez membawa serta tiga striker papan atasnya, Luis Suarez (Liverpool), Edinson Cavani (Napoli), dan Abel Hernandez (Palermo).

Sementara kekuatan Meksiko dan Jepang sulit diraba. Namun, di level yunior, "El Tri" atau "Samurai Biru" kerap memberikan kejutan kepada negara-negara besar lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

    Piala Uber 2024: Semangat Apriyani/Fadia, Ingin Buktikan Indonesia Bisa

    Badminton
    Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

    Hasil Thomas Cup 2024, Fajar/Daniel Pastikan Kelolosan Indonesia ke Semifinal

    Badminton
    Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

    Asa Indonesia Belum Sirna, Ivar Jenner Bidik Tiket Terakhir ke Olimpiade

    Timnas Indonesia
    Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

    Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

    Sports
    Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

    Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

    Badminton
    'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

    "Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

    Timnas Indonesia
    Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

    Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

    Timnas Indonesia
    Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

    Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

    Badminton
    Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

    Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

    Sports
    Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

    Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

    Badminton
    Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

    Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

    Timnas Indonesia
    Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

    Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

    Internasional
    Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

    Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

    Badminton
    Uber Cup 2024: Apresiasi untuk Indonesia, Bersiap Lawan Korsel di Semifinal

    Uber Cup 2024: Apresiasi untuk Indonesia, Bersiap Lawan Korsel di Semifinal

    Badminton
    Semifinal Piala Uber 2024: Ester Akhiri Penantian 14 Tahun

    Semifinal Piala Uber 2024: Ester Akhiri Penantian 14 Tahun

    Badminton
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com