Kekalahan itu menambah panjang catatan kelam ”Der Panzer” menjadi kelima kali dalam 10 pertemuan dua negara itu di Piala Dunia dan Piala Eropa sejak tahun 1962. Lima pertemuan lainnya berakhir imbang atau berarti Jerman belum pernah menang atas Italia.
”Ketika Anda bermimpi, Anda selalu bermimpi besar. Namun, pencapaian ke final ini baru awal dari mimpi itu,” kata Pelatih Italia Cesare Prandelli dalam pertemuan dengan media setelah menang atas Jerman 2-1.
Mimpi Italia selanjutnya adalah memenangi pertandingan final melawan Spanyol yang berlangsung di Stadion Olimpiade, Kiev, Ukraina, Minggu (1/7).
Meski menang, Prandelli mengaku sempat merasa tidak nyaman terutama setelah gelandang Jerman, Mesut Oezil, berhasil melesakkan gol dari titik putih penalti pada tambahan waktu babak kedua. Dia sangat bersyukur, Jerman gagal menambah gol sehingga tidak dilakukan babak pertambahan waktu. Tekanan Jerman di menit-menit akhir sungguh luar biasa.
”Kalau saja terjadi perpanjangan waktu, kami dapat saja kalah 2-5 karena kami sudah terlalu capek. Pemain kami telah mengeluarkan segalanya untuk menjaga semua pemain Jerman yang berkerumun (di wilayah kotak penalti Italia) guna mengamankan kemenangan,” ujar Prandelli.
Sebaliknya, Pelatih Jerman Joachim Loew mengakui, kekalahan dari Italia menorehkan kekecewaan mendalam buat timnya dan seluruh pendukung Jerman. Semua pemain telah berjuang, menunjukkan dedikasi yang luar biasa, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
”Jelas kami kecewa. Namun, rasanya tidak ada alasan sama sekali untuk mempertanyakan (penyebab) kegagalan itu,” ujar Loew singkat.
Koran Die Welt, Jerman, tidak terlalu mengecam mengenai kegagalan di Piala Eropa 2012. Namun, mereka menurunkan judul ”Loew Menerapkan Taktik Salah Menghadapi Italia”. (AP/REUTERS/SAH)