PESEPAK bola Spanyol, Fernando Torres (kedua dari kiri), berlari bersama rekan setimnya melewati Pelatih Vicente del Bosque (ketiga dari kiri) pada sesi latihan Piala Eropa 2012, Sabtu (16/6), di Gniewino, Polandia.
Fakta pertama, Spanyol menjadi penentu nasib mereka sendiri setelah kemenangan 4-0 atas Irlandia. Fakta kedua, Spanyol dan Kroasia menjadi penentu nasib Italia. Karena itu, duel antara Spanyol dan Kroasia di Grup C, Selasa (19/6) dini hari WIB, pun memicu dugaan tidak sedap: jangan-jangan Spanyol dan Kroasia berkonspirasi. Maklum, hasil imbang minimal 2-2 pada laga ini berarti tamat bagi Italia di Piala Eropa 2012.
Setelah dua pertandingan di Grup C, Spanyol dan Kroasia meraih angka sama: empat poin. Italia merebut dua poin dan Irlandia nol. Hasil imbang 2-2 antara Spanyol dan Kroasia otomatis menyingkirkan Italia meski Italia menang melawan Irlandia. Nasib Italia kini bergantung pada tim lain. Apes.
Kondisi yang mengesalkan ini pernah dialami Italia pada Piala Eropa 2004 ketika nasib hidupnya di kompetisi ditentukan pihak lain. Tim Italia harus mengemasi koper dan pulang setelah laga Denmark dan Swedia berakhir imbang 2-2. Media di Italia membahas adanya kemungkinan konspirasi. Presiden Federasi Sepak Bola Italia Franco Carraro juga menuding, laga berbau rekayasa. ”Tidak diragukan, kedua tim sengaja membuat seri. Mereka seharusnya malu, dan itu bukan kami,” katanya.
Sebelum dugaan berkembang menjadi fitnah, tim Kroasia menyatakan menolak segala bentuk konspirasi dengan tim mana pun yang mencederai fair play.
”Saya menjamin itu. Saya ini olahragawan dan mereka (tim yang bermain) juga olahragawan,” kata Pelatih Kroasia Slaven Bilic. ”Bahkan, jika kami berkesempatan melakukan hal itu, kami tak mempertimbangkannya. Sama sekali tidak. Saya bilang kepada semua orang Italia bahwa itu tidak mungkin kami lakukan,” tutur Bilic kepada AP.
Menurut Bilic, timnya berisi orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Orang yang memercayai Tuhan tidak akan melakukan itu (konspirasi) dan lantas berharap sesuatu yang baik terjadi di hidup mereka.
Bilic memercayai kekuatan timnya. Laga seri 1-1 versus Italia membuktikan Kroasia bukan tim sembarangan. Kroasia adalah negara sepak bola yang berlimpah pemain berbakat. Sejak merdeka dari Yugoslavia, Kroasia lolos ke putaran final tujuh kali dari sembilan turnamen Piala Eropa dan Piala Dunia.
Gelandang Italia, Andrea Pirlo, percaya, Spanyol dan Kroasia tak akan sepakat untuk membuat laga imbang 2-2. ”Akan menjadi kelakar di seluruh Eropa jika terjadi. Saya tidak percaya jika Spanyol, dengan pemain seperti Xavi atau Iniesta, akan mempertaruhkan nama baik,” katanya kepada The Guardian.
Pelatih Spanyol Vicente del Bosque juga merespons. ”Italia tidak perlu cemas. Kami semua olahragawan. Kami akan berusaha menang, seperti biasanya,” ujar Del Bosque yang membawa Spanyol juara dunia 2010.