TIADA Mario Mandzukic, mungkin tiada kemenangan bagi Kroasia. Sejauh ini di Piala Eropa 2012, penyerang Kroasia tersebut selalu menghasilkan gol dalam setiap pertandingan. Bahkan, Mandzukic menjadi pencetak gol terbanyak putaran final Piala Eropa 2012.
Ia melewati dua pertandingan dengan tiga gol, bersanding dengan pemain Jerman, Mario Gomez, dan Alan Dzagoev (Rusia). Dalam hal produktivitas gol, Mandzukic juga melampaui sejumlah nama tenar seperti Cesc Fabregas, Fernando Torres, dan Andriy Shevchenko, yang masing-masing baru mencetak dua gol.
Sejak Kroasia menjadi negara sendiri setelah memisahkan diri dari Yugoslavia, tim sepak bolanya belum pernah tampil sebagai juara Eropa. Prestasi terbaik tim berjuluk ”The Blazers” itu adalah menempati posisi ketiga Piala Dunia 1998.
Penampilan Mandzukic membuka pintu bagi Kroasia untuk maju lebih jauh di Piala Eropa. Namun, pemain berusia 26 tahun yang membela klub Jerman, VFL Wolfsburg, itu bakal menghadapi tantangan berat. Kroasia akan menghadapi Spanyol, yang bertengger di posisi puncak klasemen sementara Grup C.
Sama-sama mencatat sekali menang dan seri, kedua tim akan bersaing ketat memperebutkan posisi puncak, posisi prestisius Grup C, di Gdansk, Polandia, Senin (18/6). Ada dugaan Spanyol dan Kroasia ”main mata” demi lolosnya kedua tim. Namun, kedua tim membantah kemungkinan ini.
Karena itu, Kroasia harus berusaha lebih keras karena masih terancam Italia yang bisa menyodok ke posisi kedua. Mandzukic harus mengalahkan Spanyol, setidaknya menyarangkan lebih dari satu gol agar Kroasia selamat.
Jika produktivitas gol Mandzukic terus berlangsung, publik sepak bola akan teringat pemain legendaris Kroasia, Davor Suker. Dengan tipe permainan serupa, Suker sukses menjadi pemain terproduktif menjebol gawang lawan di Piala Dunia 1998, dengan enam gol.
Sebelum Piala Eropa 2012, refleksi Suker telah ditunjukkan Mandzukic. Ia menjadi pencetak gol terbanyak di Liga Utama Kroasia atau Prva HNL, musim 2008-2009. Mandzukic mengemas 16 gol dalam 28 pertandingan bersama klub Dinamo Zagreb.
Adapun Spanyol, meski telah berada di posisi teratas, tak akan sudi jika Kroasia bakal mudah mengalahkannya. Di lini belakang, Gerard Pique sudah siap menahan laju pergerakan dan produktivitas Mandzukic.
Pique, bek tengah berusia 25 tahun, telah berpengalaman membela klub-klub ternama seperti Manchester United, Real Zaragoza, dan saat ini Barcelona. Pengalaman Pique telah dibentuk sejak usia dini. Ia menapaki karier mudanya di tim Spanyol sejak usia 15 tahun.
Hanya usia yang menghalangi Pique untuk meraih kontrak profesional saat permainannya membuat Manchester United tertarik. Pique muda harus menunggu hingga cukup dewasa untuk digaji Liga Utama Inggris. Meski tak dibayar, ia tetap bermain untuk Manchester United.
Pique adalah satu dari empat pemain yang menikmati gelar juara Liga Champions berturut-turut hanya dalam dua musim dengan klub berbeda. Tahun 2008, Pique membawa Manchester United menjuarai Liga Champions. Pique seolah menjadi jimat keberuntungan.
Ia lalu pindah ke Barcelona dan melawan mantan rekan-rekannya di Manchester United dalam final Liga Champions tahun 2009. Sebaliknya, Manchester United kalah setelah sepeninggal Pique. Bintang Pique terus bersinar. Barcelona kembali menjuarai Liga Champions 2011, lagi-lagi memukul MU di final. (bay)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.