LONDON, SABTU -
”Ini (perilaku rasisme) menyedihkan. Sepak bola bicara tentang kegembiraan. Kita tidak membutuhkan ini, dan saya harap ini tak berulang,” kata Gullit.
Jumat (8/6), para pemain Belanda menerima perlakuan tidak pantas dari penonton Polandia saat berlatih di Krakow. Para penonton bergaya seperti monyet dan melempari pemain dengan pisang.
Gullit, seperti diberitakan
Menurut Gullit, jika pemain merasa terhina, dia berhak meninggalkan lapangan. Wasit berhak menghentikan laga, tetapi tidak mengeluarkan pemain. Sebab, lanjut kapten tim Belanda saat juara Eropa 1988 itu, tiada toleransi bagi pelecehan rasial.
Dia meminta Presiden UEFA Michel Platini untuk memaafkan pemain yang keluar lapangan karena menerima pelecehan rasial.
Kejadian rasialisme itu seharusnya menjadi peringatan bagi pihak berwenang di Polandia. Pelecehan yang ditujukan kepada para pemain berkulit gelap itu adalah perbuatan oknum dan harus ditindak. ”Masalah ini harus diatasi agar pemain tetap tenang dan bermain optimal,” tutur pemain legendaris itu.
Meskipun demikian, Gullit mengatakan, isu rasisme telah menguat sejak dia bermain di Piala Eropa tahun 1988. Ketika itu tidak ada pembelaan dari aparat setempat. ”Saya mengabaikan pelecehan itu. Senjata satu-satunya adalah penampilan saya di lapangan,” ujar Gullit yang pada tahun 1988 membawa Belanda juara di Jerman Barat. (AFP/REUTERS/UTI)