Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Loew, "Guru Bangsa" Sepak Bola Jerman

Kompas.com - 28/05/2012, 03:09 WIB

Sedikit sekali yang diketahui tentang Joachim Loew, tetapi publik Jerman mencintainya. Kehidupan pribadinya tersembunyi dalam penampilan yang kalem. Loew merebut rasa hormat dari para pemain Jerman berkat kejeniusannya merevolusi permainan: lebih agresif dan dinamis.

Loew yang selalu berbicara dengan suara pelan tidak terlalu dikenal sebelum menjadi asisten pelatih tim nasional, Jurgen Klinsmann. Sosok dan pemikirannya kian populer setelah memimpin Jerman di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010. Jerman yang diperkuat pemain-pemain muda berubah menjadi tim yang sangat cair, agresif, dan haus gol.

Loew memang tak pernah bermain di klub besar. Ia menghabiskan sebagian besar karier profesionalnya di kompetisi kasta kedua Jerman. Prestasi terbaiknya sebagai pemain diraih di klub Austria dan menjadi juara liga. Loew juga ikut mengantar Stuttgart ke final Cup Winners’ Cup 1998 melawan Chelsea.

Mantan gelandang serang itu muncul sebagai sosok yang paling dihormati di Jerman setelah menggantikan Klinsmann dan sukses meneruskan revolusi permainan tim Jerman. Jogi, begitu ia disapa, mengeksplorasi permainan hingga detail. Bagi dirinya, detail-detail kecil itu bisa menjadi faktor penentu kemenangan dalam sebuah pertandingan yang sangat ketat.

Pelatih yang gemar membaca buku ini pun diberi gelar guru bangsa oleh media massa Jerman berkat kejeniusan merevolusi tim nasional dan komentarnya yang berbobot saat menjelaskan konsep dan filosofi sepak bola.

Loew juga tidak kaku dengan formasi permainan meskipun pertahanan dan serangan Jerman paling solid dalam formasi 4-2-3-1. Mantan pelatih klub Fenerbahce ini terus bereksperimen dengan mengeksplorasi berbagai formasi seiring dengan pemanggilan pemain-pemain muda.

Salah satu alasan mengapa Loew memanggil pemain-pemain muda adalah tradisi sepak bola Jerman yang dinilai terlalu lamban. Jerman dengan fisik pemain yang terkenal unggul seharusnya bisa menjadi tim yang mampu bermain cepat, banyak umpan, dan sedikit pelanggaran. Ia menjadikan sepak bola Inggris sebagai acuan mengubah ritme permainan.

Bersama pemantau bakat dan penasihat terdekatnya, Urs Siegenthaer, ia berangkat ke London menemui Arsene Wenger. Diskusi tingkat tinggi antarpelatih papan atas ini menjadi salah satu pilar permainan Jerman yang memukau dengan materi pemain muda, filosofi yang sangat kental dengan Wenger.

Loew merevolusi tim nasional Jerman seiring dengan dirinya yang selalu keluar dari zona nyaman. Eksperimen adalah jalan keluar Jogi dari kekakuan konsep. Pertandingan persahabatan merupakan laboratorium Loew untuk menguji eksperimennya. Dua pertandingan persahabatan melawan Ukraina dan Belanda pada November 2011 menjadi contoh paling ideal untuk mengulik ide-ide revolusioner Loew.

Saat melawan Ukraina, Loew bereksperimen dengan memasang tiga pemain bertahan dalam formasi 3-4-2-1. Hasilnya, Jerman tertinggal 1-3 di babak pertama dan menyamakan kedudukan 3-3 di babak kedua. Tidak memuaskan, tetapi poin positifnya adalah Mario Gomez terhubung baik dengan Mesut Oezil dan Mario Goetze. Kekalahan 3-5 dari Swiss di laga persahabatan juga menjadi eksperimennya sebelum ke Piala Eropa 2012. Di Basel itu, Loew menurunkan pemain muda yang sebagian dari Borussia Dortmund. Hasil yang mengejutkan dan menjadi pelajaran berharga bagi Loew tanpa delapan pemain Bayern Muenchen yang berpengalaman. (Agung Setyahadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Link Live Streaming Barcelona Vs PSG, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming Barcelona Vs PSG, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
Hasil Piala Asia U23 2024: Thailand Libas Irak, Jepang-Korea Menang

Hasil Piala Asia U23 2024: Thailand Libas Irak, Jepang-Korea Menang

Internasional
Pelatih Qatar Sebut Laga Vs Timnas U23 Indonesia Sangat Sulit, Kecewa Babak Kedua

Pelatih Qatar Sebut Laga Vs Timnas U23 Indonesia Sangat Sulit, Kecewa Babak Kedua

Timnas Indonesia
Skorsing Ivar Jenner dan Ramadhan Sananta, Lewatkan Indonesia Vs Australia

Skorsing Ivar Jenner dan Ramadhan Sananta, Lewatkan Indonesia Vs Australia

Timnas Indonesia
Hasil Liga 1: Nainggolan Bantu Bhayangkara Pesta 7 Gol, PSM Bekuk PSIS

Hasil Liga 1: Nainggolan Bantu Bhayangkara Pesta 7 Gol, PSM Bekuk PSIS

Liga Indonesia
Alasan Wasit Tak Cek VAR Saat Usir Ivar Jenner pada Qatar Vs Indonesia

Alasan Wasit Tak Cek VAR Saat Usir Ivar Jenner pada Qatar Vs Indonesia

Timnas Indonesia
Profil Nasrullo Kabirov: Pernah ke Indonesia, Punya Riwayat Beri Qatar 3 Penalti

Profil Nasrullo Kabirov: Pernah ke Indonesia, Punya Riwayat Beri Qatar 3 Penalti

Internasional
Barcelona Vs PSG, Perang Besar Sepak Bola untuk Xavi

Barcelona Vs PSG, Perang Besar Sepak Bola untuk Xavi

Liga Champions
Update Ranking BWF: Jonatan Christie Tembus 3 Besar, Ginting Melorot 4 Tingkat

Update Ranking BWF: Jonatan Christie Tembus 3 Besar, Ginting Melorot 4 Tingkat

Badminton
AC Milan dan Rafael Leao Rilis Koleksi Spesial, Filosofi Peselancar

AC Milan dan Rafael Leao Rilis Koleksi Spesial, Filosofi Peselancar

Liga Italia
Daftar Pemain Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Daftar Pemain Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Anthony Engelen Siap Tarung di HSS Series 5 dengan 10 Jahitan di Kaki

Anthony Engelen Siap Tarung di HSS Series 5 dengan 10 Jahitan di Kaki

Olahraga
Championship Series Liga 1, Persib Pantang Bergantung Hasil Tim Lain

Championship Series Liga 1, Persib Pantang Bergantung Hasil Tim Lain

Liga Indonesia
3 Fakta Usai Timnas Indonesia Takluk dari Qatar di Piala Asia U23 2024

3 Fakta Usai Timnas Indonesia Takluk dari Qatar di Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Dewa United 0-3, Bajul Ijo Dijebol Mantan

Hasil Persebaya Vs Dewa United 0-3, Bajul Ijo Dijebol Mantan

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com