JAKARTA, KOMPAS.com - Meski disuguhi permainan menawan pada laga persahabatan antara tim nasional Indonesia melawan Inter Milan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Kamis (24/5/2012), tapi sebagian penonton kurang puas. Sebab, Inter masih kurang lengkap, tak diperkuat striker Diego Forlan dan kiper Julio Cesar.
"Kurang puaslah, nggak ada Diego Forland dan Julio Cesar, banyak yang nggak dibawa," ujar Bayu (25), warga Pasar Minggu kepada Kompas.com usai menonton laga tersebut.
Meski minus bintang-bintang yang bersinar di Eropa, permainan Inter sebenarnya tetap menarik. Akselerasi yang dilakukan beberapa pemain Inter seperti Giampaolo Pazzini, Douglas Maicon, Coutinho dan lainnya mampu mengacak-acak pertahanan Diego Michiels dan kawan-kawan.
"Lumayan merepotkan, stamina jadi kendala juga, babak pertama bolehlah, babak kedua habis banget kita," lanjut Bayu.
Hal senada juga diungkapkan Yoseph (22), warga Pamulang. Ia yang menyaksikan pertandingan tersebut bersama kawan-kawannya menilai, baik kubu Inter Milan maupun timnas Indonesia sama-sama tidak serius bermain. Hal tersebut terbukti dari gol terakhir, bek Indonesia tidak berusaha semaksimal mungkin untuk menghalau bola hingga merobek jala timnas.
"Nggak serius gitu mainnya. Paling bagus mainnya Maicon sama Zanetti. Kalau Indonesia yang paling bagus itu Diego Michiels," lanjutnya.
Berbeda dari Bayu dan Yoseph, anak berusia 11 tahun bernama Dafa yang ikut menonton laga tersebut mengungkapkan kepuasannya. Ia puas karena bisa melihat langsung pemain-pemain favoritnya tampil di Indonesia.
"Ya puas, bisa lihat permainan yang paling bagus dari Milito sama Zanetti," ujarnya serius.
Namun, bocah yang mengenakan kaus biru-hitam kebanggaan Inter Milan itu mengaku kecewa terhadap penampilan Liga Selection. "Kurang pengalaman mental bertandingnya. Italia sebenarnya nggak terlalu bagus, tapi karena mentalnya bagus dia unggul," nilainya.
Apapun hasilnya, bagi Abram (23), warga Bekasi, kedua tim telah menunjukan permainan yang atraktif dan sportif. Ia menegaskan, Indonesia harus banyak melakukan pertandingan dengan tim-tim hebat untuk mengasah mental dan kemampuan, terutama bagi pemain muda. "Ya supaya nggak kalah teruslah, 'kan garuda di dadaku, Indonesia, harus tetap nomor satu," ujarnya. (C18-11)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.