Beban Berat Hodgson: "Player Power"

LONDON, KOMPAS.com — Belum resmi ditunjuk menjadi pelatih Inggris, Roy Hodgson sudah dihadapkan pada tantangan berat. Ia harus mampu menaklukkan ego para pemain timnas Inggris di ruang ganti.

Sejumlah pemain pilar ”The Three Lions”, seperti Wayne Rooney dan Rio Ferdinand, sebenarnya menjagokan Harry Redknapp untuk menduduki kursi pelatih Inggris yang ditinggalkan Fabio Capello. Dan para pesepak bola kondang itu diam 36 jam melalui akun Twitter mereka sejak kemarin, tepatnya setelah kabar Roy Hodgson makin kencang.

Hodgson sepertinya akan menukangi ”Pasukan Tiga Singa” dan bakal dimumumkan dalam beberapa jam ke depan. Kemarin, Senin (30/4/2012), Mirror memberitakan perundingannya dengan para petinggi di Wembley berakhir positif.

Paket yang ditawarkan FA terhadap Hodgson adalah kontrak berdurasi 4 tahun dengan gaji 2,3 juta pounds per tahun atau sekitar Rp 3,7 miliar. Itu pun masih akan bertambah, tergantung dari performa Hodgson kelak.

Apa yang dikhawatirkan eks pelatih Inter Milan itu adalah kencangnya pemberitaan media dan makin membuatnya unggul atas Redknapp, figur favorit sebagian besar pemain timnas Inggris.

Kabar berkibarnya nama pelatih West Bromwich Albion itu kian membuat kamar ganti Inggris senyap. Sinyal tak bagus bagi tim Inggris yang akan bermukim di Krakow, markas mereka di Euro 2012 nanti.

Bulan lalu, Roberto Di Matteo sempat berkomentar soal pelatih Inggris berikutnya.
”Banyak pemain timnas Inggris yang menyukai Redknapp. Mereka tahu betul beliau dan secara konsensus para pemain, mereka senang kepadanya,” ujar pelatih Chelsea.

Patut dipahami kalau para pemain Inggris dari Manchester United sulit menerima figur Hodgson mengingat dia harus hengkang secara paksa dari Liverpool karena gagal membangun kejayaan The Reds kembali.
Pria 64 tahun itu tahu betul dan harus menyelesaikan segala persoalan otoritasnya jika memang positif terpilih sebagai pelatih Inggris. Hal yang harus segera dilakukan demi menyatukan fokus timnas Inggris sebelum partai pembuka melawan Perancis di Donetsk pada 12 Juni nanti.