JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malarangeng berharap PSSI dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) bisa bersama-sama menyelesaikan persoalan dualisme kompetisi di Indonesia dengan baik. Hal itu diungkapkan Andi menanggapi tambahan waktu FIFA untuk menyelesaikan kisruh sepak bola nasional hingga 15 Juni 2012.
"Keduanya harus berkemauan baik untuk berdamai demi kepentingan sepak bola nasional," ujar Andi kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (30/3/2012) malam.
Ditambahkan Andi, dengan adanya keputusan FIFA itu, PSSI sebagai otoritas utama sepak bola nasional, harus mencari berbagai cara untuk merangkul Indonesian Super League (ISL). Pemerintah, kata Andi, sangat berharap agar PSSI tidak dikenakan sanksi.
"Jadi, tentunya yang namanya rekonsiliasi itu kedua belah pihak harus mempunyai niat yang sama," tegasnya.
PSSI sebelumnya tercatat dua kali sudah melakukan upaya untuk melakukan rekonsiliasi dengan sejumlah klub ISL pada 14 dan 29 Maret. Namun, hal tersebut selalu gagal, karena beberapa klub yang diundang tidak pernah hadir. Hanya Persib yang sempat menghadiri undangan pertama PSSI.
Sejumlah klub ISL itu menilai upaya yang dilakukan PSSI sudah terlambat karena dilakukan di batas akhir tenggat waktu FIFA pada 20 Maret lalu. Selain itu, beberapa juga menganggap bahwa PSSI yang sah adalah PSSI versi Kongres Luar Biasa (KLB) pimpinan La Nyalla Mattalitti.
"Kalau PSSI sudah sadar, kami datang. Maksudnya agar klub itu dikembalikan kepada 18 tim saja. Karena 'kan awalnya dia (PSSI) yang buat sendiri 24 tim," ujar Direktur Sriwijaya FC, Hendri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.