Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangeran Ali: Mungkin Kebetulan, Mungkin Juga Ada Sesuatu

Kompas.com - 02/03/2012, 09:28 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Wakil Presiden FIFA Pangeran Ali Bin Al Hussein ikut berkomentar terkait kasus laga kualifikasi Piala Dunia 2014, Bahrain versus Indonesia, yang kini diselidiki Bagian Keamanan FIFA terkait skornya yang mencurigakan.

"Yang penting, jika ada hal yang mencurigakan, Anda harus menginvestigasinya," tegas Pangeran Ali. "Mungkin itu hanya kebetulan, tetapi mungkin juga ada sesuatu di balik (pertandingan) itu. Terlepas dari semuanya, hal itu bisa terjadi di negara mana pun di dunia."

Komentar Pangeran Ali tersebut disampaikan kepada wartawan di London, Kamis (1/3/2012), menjelang pertemuan Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) yang akan berlangsung mulai Sabtu besok.

Pangeran Ali, yang berkebangsaan Jordania itu, dikenal dekat dengan gerakan reformasi sepak bola Indonesia yang kini memimpin PSSI. Bagian Keamanan FIFA telah mengumumkan akan menginvestigasi laga Bahrain versus Indonesia di Manama, Bahrain, Rabu (29/2/2012) lalu, yang berakhir dengan kemenangan telak 10-0 bagi tuan rumah.

Pangeran Ali sadar, skor itu mengejutkan, tetapi ia tidak bisa berkomentar langsung terkait laga tersebut.

"Pengaturan skor laga adalah isu besar yang harus ditangani.. Kita akan melihat seperti apa hasil investigasi nanti. Tetapi, masalah itu harus ditangani sangat serius, tanpa melihat di kawasan mana hal itu terjadi," lanjut Pangeran Ali, yang juga mewakili Asia di Komite Eksekutif FIFA.

"Ini isu dunia, tidak hanya terjadi di kawasan Asia. Berkali-kali Anda melihat, mereka yang terlibat sudah selangkah lebih maju," ujar Pangeran Ali.

"Kita harus mencurahkan sumber daya sebanyak mungkin untuk menangani sisi sepak bola seperti itu dan mendukung siapa pun yang menangani kasus tersebut di FIFA."

Bagian Keamanan FIFA menyebutkan, investigasi kasus laga Bahrain versus Indonesia merupakan penyelidikan rutin. Laga itu diselidiki karena skornya yang dinilai "tidak lazim" jika dikaitkan dengan catatan pertemuan (head-to-head) kedua tim.

Selain itu, laga tersebut juga terkait persaingan lolos antara Bahrain dan Qatar --yang berlaga melawan Iran di Teheran dalam jam bersamaan-- untuk lolos ke putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Asia.

Bahrain butuh kemenangan dengan sembilan gol plus dengan catatan Qatar kalah dari Iran, untuk bisa lolos. Namun, meski menang besar, Bahrain gagal lolos karena Qatar mampu bermain seri 2-2 melawan Iran.

Indonesia, yang telah tersingkir sebelum laga, turun dengan tim berkekuatan pemain-pemain baru setelah sebagian pemain senior dan berpengalaman di timnas dicekal PSSI memperkuat tim "Merah-Putih" terkait partisipasi mereka di kompetisi sempalan (breakaway) Liga Super Indonesia (LSI) .

Melalui surat bersama Sekjen FIFA Jerome Valcke dan Sekjen Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Alex Soosay tertanggal 21 Desember 2011, FIFA menegaskan, para pemain yang berlaga di kompetisi LSI tidak diperbolehkan memperkuat timnas.

Dalam laga Bahrain versus Indonesia yang dipimpin wasit Andre El Hadded (Lebanon), Bahrain memperoleh empat tendangan penalti.

Sejak menit ketiga, Indonesia bermain dengan 10 pemain setelah kiper Samsidar diganjar kartu merah langsung karena dinilai melakukan pelanggaran yang mencegah terciptanya peluang gol pemain Bahrain. Pelatih Indonesia Aji Santoso juga diusir dari bangku tim Indonesia karena dinilai melakukan protes berlebihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com