Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Pelatih, Beda Pula Aksinya

Kompas.com - 20/02/2012, 03:04 WIB

Pada setiap laga Liga Kompas Gramedia U-14 musim 2012 di Stadion Ciracas, Jakarta Timur, selain menyaksikan aksi pemain, penonton juga bisa menyaksikan aksi pelatih di pinggir lapangan. Ada pelatih yang berdiri tegang sambil tak henti berteriak memberikan instruksi, ada pula yang lebih sering duduk dan memberikan instruksi seperlunya.

M Yunus, Pelatih Sekolah Sepak Bola (SSB) GOR Ragunan, termasuk pelatih yang sering meneriaki pemainnya. ”Saya suka anak yang tangguh, tidak lembek. Teriakan itu untuk mendukung anak. Sebenarnya saya tidak galak. Kalau galak, pasti anak-anak sudah kabur dari dulu,” kata Yunus.

Menurut Ridho Mahendra, Pelatih Villa 2000 yang senang berdiri di pinggir lapangan sepanjang pertandingan, memberi instruksi kepada anak-anak usia belasan tahun lebih mudah diterima jika dilakukan dari dekat.

Lain lagi dengan gaya Pelatih Pespex Hidayat yang lebih suka memantau jalannya pertandingan dari kejauhan. Hidayat mengungkapkan, pada saat pertandingan, ia memberikan kebebasan kepada pemain. Namun, pada saat latihan, ia banyak memberikan instruksi. ”Kalau pelatih terlalu banyak teriak, malah membuat pemain jatuh mentalnya,” kata Hidayat.

Sementara Pelatih Tunas Patriot Abdullah mengaku termasuk pelatih yang meledak-ledak. Sifat kerasnya itu justru untuk membangun mentalitas pemain, apalagi di ajang kompetisi panjang seperti LKG U-14 yang membutuhkan mental kuat.

Kesalahan

Penyerang sayap juara Liga Spanyol, Cesc Fabregas, mengatakan, tidak ada salahnya pelatih berteriak sepanjang pertandingan atau latihan. Namun, para pelatih mestinya tak hanya asal berteriak.

”Biarkan para pemain muda melakukan kesalahan. Jangan sampai teriak untuk merendahkan martabat atau harga diri para pemain muda itu,” tutur mantan penyerang klub Inggris, Arsenal, tersebut.

Dia mengatakan, para pemain muda butuh bimbingan untuk berkembang. Teknik ataupun mental. Bahkan, menurut dia, biarkan para pemain muda itu bermain sekehendak hatinya dan membuat kesalahan.

”Setelah itu, pelatih menunjukkan letak kesalahan tersebut dan langkah-langkah untuk memperbaikinya. Pemain akan tahu mana yang salah dan mana yang benar. Mereka akan berkembang,” tuturnya.

Pemain yang pernah memegang ban kapten di ”The Gunners” ini mengatakan, pemain mumpuni akan muncul dari pelatih yang bisa membimbing dan memberi arah untuk maju. (WAD/MHD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com