Oleh ANTON SANJOYO
Hari Sabtu mendatang, di Stadion Santiago Bernabeu, dua tim paling memikat di dunia, Real Madrid dan Barcelona, akan menjalani laga penentuan. Ya, inilah laga yang kemungkinan besar menjadi penentu siapa yang akan menjadi jawara Spanyol musim 2011-2012.
Terlalu cepat untuk menilai sebagai laga penentu? Barangkali juga iya. Liga sepak bola utama Spanyol baru menyelesaikan pekan ke-15 atau kurang dari setengah musim. Namun, sejarah selalu mencatat, laga di antara kedua tim dengan cerita persaingan paling epik di dunia ini selalu punya titik balik pada laga el clasico. Laga klasik ini akan memasuki episode ke-163 dan, secara total, Real Madrid masih unggul dengan perbandingan 69 kemenangan atas Barcelona yang menang 63 kali. Sebanyak 31 laga di antaranya berakhir imbang.
Meski begitu, bukan kondisi ini semata yang membuat Real Madrid layak diunggulkan dalam derbi Spanyol kali ini. Bukan pula statistik, sebab dalam 10 pertemuan terakhir di semua kompetisi, Barcelona lebih unggul. Dari 10 laga itu, tim kebanggaan Catalunia tersebut memenangi enam di antaranya, sementara ”El Real” hanya unggul sekali dan sisanya imbang. Barcelona bahkan dua kali mempermalukan Madrid dengan skor telak 6-2 dan 5-0. Yang pertama bahkan dilakukan di depan publik superfanatik El Real di Bernabeu pada Mei 2009 di ajang La Liga.
Dalam laga terakhir mereka di pergelaran Super Copa, Barcelona juga unggul 3-2. Namun, ajang yang mempertemukan juara La Liga dan jawara Copa Del Rey inilah yang kemudian menjadi tolok ukur ”keunggulan” Real Madrid.
Meski kalah, respons Real Madrid dalam menghadapi permainan penuh gaya ”El Barca” mencatat banyak sekali kemajuan. Tak seperti kekalahan-kekalahan sebelumnya, Casillas dan kawan-kawan menjalani laga dengan bahasa tubuh yang jelas ingin menunjukkan mereka tidak inferior di depan pasukan Puyol. Setiap pemain El Real berusaha keras mengimbangi passing football Barcelona yang memang luar biasa indah. Hanya dengan ritme yang lebih cepat daripada alur umpan trio Xavi Hernandez, Andres Iniesta, dan Lionel Messi, tim yang dimotori Cristiano Ronaldo ini sanggup memberikan perlawanan ketat.
Bahkan, bisa dicatat, permainan Real Madrid tidak lagi kalah dibandingkan dengan Barcelona. Bisa dibilang, kekalahan di Super Copa lebih karena keberuntungan yang belum berpihak, tetapi jelas bukan problem perbedaan kualitas.
Sebagai derbi paling gegap gempita di dunia, el clasico memang selalu menyajikan laga yang tidak saja panas, tetapi juga membara. Dalam konteks ini, Real Madrid masih di bawah seteru abadinya itu. Dalam lima laga terakhir, paling tidak satu pemain El Real terkena kartu merah, dan ini merupakan salah satu faktor yang membuat tim putih-putih itu selalu gagal mengungguli ”El Blaugrana”.
Faktor Mourinho juga menjadi kunci. Pelatih congkak tetapi genius ini sekali lagi membuktikan sentuhan midasnya. Nyaris sama dengan kinerjanya di Internazionale Milan yang pada tahun kedua langsung mempersembahkan treble winner, termasuk Liga Champions yang amat bergengsi, tanda-tanda suksesnya di Bernabeu mulai terlihat. Gagal pada musim pertama untuk membendung dominasi Barcelona, pada musimnya yang kedua tampak akan berjalan mulus.