JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu Anggota Komite Eksekutif PSSI, La Nyalla, mendesak akan segera menggulirkan Kongres Luar Biasa untuk menggulingkan Djohar Arifin dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI. Sebab, menurutnya, Djohar kerap mengeluarkan keputusan yang melanggar statuta PSSI.
La Nyalla memang menjadi salah satu anggota Komite Eksekutif (Executive Committee/Exco) yang vokal menentang keputusan PSSI yang mengubah format kompetisi sepakbola profesional Indonesia dari 18 klub menjadi 24 klub. Yang teranyar, La Nyalla menentang keputusan PSSI menunjuk Saleh Mukadar sebagai Deputi Sekjen Bidang Kompetisi. Padahal, Saleh masih menjalani sanksi selama tiga tahun terlibat dalam sepak bola.
Perlawanan yang dilakukan La Nyalla disebut-sebut akan dijerat sanksi oleh Komite Etik. Hadirnya Ketua komite Etik Todung Mulya Lubis ke kantor PSSI, Kamis (20/10/2011), menjadi pemicunya. La Nyalla pun kemudian gerah dengan intrik-intrik yang dilakukan PSSI.
Melalui surat terbuka yang diterima KOMPAS.com, Jumat (21/10/2011), La Nyalla mengancam akan menggelar KLB jika PSSI tidak memperbaiki diri. Berikut surat terbuka La Nyalla:
"Saya tetap yakin kalau Todung Mulya Lubis adalah orang profesional dan tidak mungkin mau membela orang salah, apalagi yang melanggar STATUTA. Sebaiknya, segera kita lakukan KLB saja dari pada repot-repot. Orang-orang Liga Primer Indonesia (LPI) sudah menguasai sekretariat PSSI sedangkan orang-orang lama PSSI sudah menyingkir dengan sendirinya karena sudah tidak tahan melihat kinerjanya orang-orang LPI yg selalu melanggar STATUTA. Saya menghimbau para EXCO untuk segera perbaiki semua kesekretariatan dibawah SEKJEN yg perlu dikoreksi ulang staf-stafnya, karena saya melihat PSSI ini seperti miliknya orang-orang LPI saja. Ingat para EXCO ini harus bertanggung jawab pada VOTER-VOTER bukan bertanggung jawab pada pihak ketiga. Saya sudah mengajak KETUM PSSI untuk segera rapat Exco pada 25 Oktober 2011, karena saya akan berangkat melaksanakan ibadah HAJI." demikian tulisnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.