Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2011, 06:08 WIB

Andai tiga tahun lalu PT Liga Indonesia dan semua klub mengikuti instruksi Konfederasi Sepak Bola Asia untuk memenuhi semua persyaratan guna mengikuti kompetisi level satu, andai kontrak hak siar stasiun televisi tak hanya Rp 10 miliar per musim, andai semua klub membenahi diri dengan memperbaiki sarana dan prasarana, pembinaan usia dini, serta memperkuat diri dengan dana memadai, dan sejuta andai lainnya, prestasi tim nasional kita tidak jeblok seperti sekarang ini. Andai pengurus lama PSSI tidak meninggalkan organisasi yang karut-marut, semua persoalan yang muncul belakangan ini tidak akan terjadi.

Itulah potret sepak bola kita. Tepat, kalau rekan saya Budiarto Shambazy mengatakan bahwa semua persoalan berawal dari anggota klub itu sendiri.

Tiga tahun lalu, PT LI dan anggota klub ”bersekongkol” untuk tidak mengindahkan instruksi Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dalam memverifikasi klub peserta kompetisi level satu. Ketika deadline AFC kepada klub untuk membenahi diri tinggal hitungan hari, semua ”kebakaran jenggot”. Pengurus baru yang berumur tiga bulan didera berbagai problem, dan seolah-olah menjadi bagian dari kesalahan pengurus lama yang mengelola PSSI delapan tahun.

Ketika tim nasional kita kalah, kalah, dan kalah lagi di kualifikasi Pra-Piala Dunia Zona Asia, yang disalahkan pengurus dan pelatih. Uniknya, klub tidak pernah menyorot kinerja pengurus lama PSSI yang tidak memikirkan pembinaan. Kalau saja pembinaan berjalan baik, kita tak perlu pemain depan hasil naturalisasi seperti Cristian Gonzales. Kita juga pasti bisa memiliki lebih banyak pemain sekelas Firman Utina.

Jika klub bisa memprotes PSSI terhadap hak siar sebuah stasiun televisi yang mengucurkan Rp 10 miliar per musim kompetisi, dan memperbaiki saham yang sekitar 10 persen diberikan PT LI selama empat tahun, mereka tak akan memprotes biaya kompetisi. Bahkan, APBD pun tidak dibutuhkan klub sejak empat tahun lalu.

Klub justru berterima kasih kepada PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) yang bisa menggaet sponsor televisi Grup MNC, pemegang tunggal hak siar, dengan biaya sponsor sebesar Rp 100 miliar per musim.

Hak dan kewajiban

Kini muncul Kelompok 10 (bukan 14 klub) atau disingkat ”K-10” yang ingin keluar dari kompetisi yang diputar PT LPIS, dan berniat menggelar kompetisi sendiri. Mereka akan merealisasikan rencana itu jika PSSI dan PT LPIS tidak mengakomodasi keinginan mereka.

Tuntutan ”K-10” adalah peserta liga level satu harus 18 klub, PT LPIS harus memberikan saham 99 persen kepada klub, dan dikucurkan Rp 2 miliar sebagai biaya kompensasi dari pembengkakan jumlah peserta kompetisi dari 18 menjadi 24 tim. Menurut mereka, tuntutan itu sesuai hasil keputusan Kongres Bali 2010. Meski, setelah ditelusuri, tidak ada notulen atau keputusan Kongres Bali 2010 seperti itu.

Rencana menggelar kompetisi tandingan sebaiknya dipikir ulang. Mengapa? Saya khawatir, mereka akan menceburkan diri dalam lubang lumpur yang digali sendiri. Seperti dikatakan Shambazy, biang kerok dari masalah saat ini adalah anggota klub itu juga. Di dalam ”K-10” terdapat sebagian oknum yang justru sama-sama berada dalam kelompok reformasi yang menggulingkan kepengurusan lama. Namun, ”pemain-pemain lama” itu kini kembali mencari keuntungan dengan merongrong pengurus baru.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Indonesia Vs Irak: Garuda Muda Lebihi Ekspektasi, Kans ke Olimpiade Terbuka

    Indonesia Vs Irak: Garuda Muda Lebihi Ekspektasi, Kans ke Olimpiade Terbuka

    Timnas Indonesia
    Susunan Pemain Indonesia Vs Irak: Struick Kembali, Hubner Kapten

    Susunan Pemain Indonesia Vs Irak: Struick Kembali, Hubner Kapten

    Timnas Indonesia
    Perebutan Peringkat 3 Piala Asia U23, Legenda Irak Akui Indonesia Berbahaya

    Perebutan Peringkat 3 Piala Asia U23, Legenda Irak Akui Indonesia Berbahaya

    Timnas Indonesia
    Link Live Streaming Indonesia Vs Irak, Kickoff 22.30 WIB

    Link Live Streaming Indonesia Vs Irak, Kickoff 22.30 WIB

    Timnas Indonesia
    Hasil Thomas Cup 2024: Juara Bertahan Keok, Malaysia Bungkam Jepang

    Hasil Thomas Cup 2024: Juara Bertahan Keok, Malaysia Bungkam Jepang

    Badminton
    Isu Badai Cedera Persib Jelang Championship Series, Dokter Tim Buka Suara

    Isu Badai Cedera Persib Jelang Championship Series, Dokter Tim Buka Suara

    Liga Indonesia
    Indonesia Vs Irak: Tekad Rio Fahmi Tembus Olimpiade bersama Garuda Muda

    Indonesia Vs Irak: Tekad Rio Fahmi Tembus Olimpiade bersama Garuda Muda

    Timnas Indonesia
    Siaran Langsung dan Live Streaming Indonesia Vs Irak Pukul 22.30 WIB

    Siaran Langsung dan Live Streaming Indonesia Vs Irak Pukul 22.30 WIB

    Timnas Indonesia
    Performa Lawan Jepang Jadi Bekal Tim Uber Indonesia Hadapi Thailand

    Performa Lawan Jepang Jadi Bekal Tim Uber Indonesia Hadapi Thailand

    Badminton
    Indonesia Vs Irak, Dukungan dan Doa Terbaik, Bisa Garuda Muda!

    Indonesia Vs Irak, Dukungan dan Doa Terbaik, Bisa Garuda Muda!

    Timnas Indonesia
    Jadwal Perempat Final Thomas Cup 2024, Indonesia Vs Korea Selatan

    Jadwal Perempat Final Thomas Cup 2024, Indonesia Vs Korea Selatan

    Badminton
    Indonesia Vs Irak, Doa dari Korsel untuk Arhan dan Garuda Muda

    Indonesia Vs Irak, Doa dari Korsel untuk Arhan dan Garuda Muda

    Timnas Indonesia
    Perempat Final Piala Uber 2024: Gregoria Yakin Indonesia Bisa Tampil Baik

    Perempat Final Piala Uber 2024: Gregoria Yakin Indonesia Bisa Tampil Baik

    Badminton
    Jadwal Perempat Final Uber Cup 2024, Indonesia Vs Thailand

    Jadwal Perempat Final Uber Cup 2024, Indonesia Vs Thailand

    Badminton
    Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak

    Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak

    Timnas Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com