Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangkangan Pemain Bergaji Rp 2,7 M Per Pekan

Kompas.com - 30/09/2011, 03:48 WIB

Jika papan reklame di pinggiran kota Manchester yang terpasang pada 2009 untuk menyambut kedatangan Carlos Tevez dengan ucapan ”Selamat datang di Manchester” itu masih ada, mungkin sudah waktunya bagi manajemen Manchester City menggantinya dengan poster baru berbunyi, ”Silakan hengkang”.

Tevez dalam posisi serbasusah dan terpojok—apa pun alasan yang telah dia berikan sehari kemudian—setelah dinyatakan Pelatih Manchester City Roberto Mancini menolak tampil saat City dalam posisi tertinggal 0-2 dari tuan rumah Bayern Muenchen di Munechen pada laga penyisihan Grup A Liga Champions, Selasa (27/9).

Dengan penolakan tersebut, striker Argentina itu telah melanggar aturan olahraga paling mendasar, yakni tidak seorang pun boleh merasa lebih penting dibandingkan timnya. ”Dia menolak melakukan pemanasan dan kembali menolak untuk turun ke lapangan untuk berlaga,” kata Mancini seusai laga.

”Jika saya bisa menentukan, (karier) dia sudah berakhir bersama saya,” tegas pelatih asal Italia itu. ”Bisa Anda bayangkan, jika seorang pemain Bayern Muenchen, Milan, atau Manchester United melakukan hal itu? Jika pemain yang digaji tinggi untuk membela Manchester City tidak boleh (menolak bermain), tidak pernah boleh.”

Mancini berencana berbicara langsung dengan bos City, Khaldoon al-Mubarak, untuk membahas nasib Tevez. City telah menjatuhkan skors bagi Tevez hingga dua pekan ke depan. ”Pemain yang bersangkutan tidak akan dipertimbangkan atau tidak boleh ambil bagian dalam latihan saat penyelidikan (atas kasus ini) berlangsung,” demikian pernyataan City melalui situs mereka, Rabu (28/9).

Sebelum sanksi atau keputusan akhir dijatuhkan, Tevez berusaha membela diri. Ia meminta maaf, tetapi hanya kepada para fans City, tidak untuk Mancini ataupun manajemen klub. ”Ada beberapa kejadian membingungkan di bangku cadangan dan saya yakin, sikap saya telah disalahpahami,” demikian pembelaan Tevez lewat pernyataan.

Gaji Rp 2,7 M per pekan

Kasus Tevez, Mancini, dan City merupakan kelanjutan kisruh di antara mereka dalam beberapa bulan terakhir. Tevez datang ke markas City sebagai mantan pemain Manchester United (MU), saat klub itu ditangani Pelatih Mark Hughes.

Ia menikmati gaji sangat tinggi di klub barunya itu, yakni 200.000 poundsterling atau sekitar Rp 2,7 miliar per pekan, terlepas apakah ia bertanding—karena cedera atau terkena hukuman skors laga, misalnya—atau tidak. Mulai Desember lalu, kemudian Juli dan Agustus, ia berusaha agar dilepas City dan ditransfer ke Corinthians, klub Sao Paulo (Brasil) yang pernah diperkuatnya.

Alasan yang kerap dicuatkan agennya adalah istri dan anak Tevez tidak kerasan tinggal di Manchester. Saat ini, keluarga Tevez sudah kembali tinggal di Buenos Aires. Juni lalu, Tevez melontarkan pernyataan yang membuat telinga pejabat City memerah. ”Kota Manchester sudah tidak ada apa-apanya dan sangat mahal. Saya tidak akan kembali ke Manchester lagi, sekalipun hanya untuk berlibur.”

Saat bursa transfer lalu, akhirnya tak satu pun klub yang menyelesaikan transfer Tevez dari City. Tingginya harga yang dipatok City membuat klub-klub lain minggir. Dalam saat bersamaan, City terus menggelontorkan dana untuk merekrut bintang-bintang baru, termasuk striker Argentina Sergio Aguero, yang membuat Tevez tersingkir dalam tim utama. Di musim ini pula, ban kapten dicopot dari lengan Tevez.

Sebagai pelatih, Mancini berhak menentukan pemain mana yang tampil dalam sebuah laga. Pembangkangan pemain pernah terjadi di timnas Perancis di Piala Dunia 2010.

Namun, pembangkangan itu terjadi saat latihan, bukan dalam laga prestisius seperti Liga Champions. Ini yang membuat sejumlah tokoh bola marah. ”Dia (Tevez) seperti apel buruk. Dia memalukan dalam sepak bola,” kata Graeme Souness, mantan pelatih Liverpool yang kini pengamat sepak bola di televisi Sky Sports. (SAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Barcelona Tembak Kaki Sendiri, Xavi Marah

Barcelona Tembak Kaki Sendiri, Xavi Marah

Liga Spanyol
Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Arsenal-Man City Pesta, Perburuan Gelar Sengit

Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Arsenal-Man City Pesta, Perburuan Gelar Sengit

Liga Inggris
Hasil Sassuolo Vs Inter: Emil Audero Starter, Nerazzurri Kalah dari Tim Degradasi

Hasil Sassuolo Vs Inter: Emil Audero Starter, Nerazzurri Kalah dari Tim Degradasi

Liga Italia
Real Madrid Juara Liga Spanyol Usai Girona Gilas Barcelona 4-2

Real Madrid Juara Liga Spanyol Usai Girona Gilas Barcelona 4-2

Liga Spanyol
Hasil Man City Vs Wolves 5-1: Empat Gol Haaland Meneror Arsenal

Hasil Man City Vs Wolves 5-1: Empat Gol Haaland Meneror Arsenal

Liga Inggris
Hasil Real Madrid Vs Cadiz 3-0, Los Blancos di Ambang Juara Liga Spanyol

Hasil Real Madrid Vs Cadiz 3-0, Los Blancos di Ambang Juara Liga Spanyol

Liga Spanyol
Indonesia ke Final Uber Cup 2024, Tak Ada Kata Mustahil Lawan China

Indonesia ke Final Uber Cup 2024, Tak Ada Kata Mustahil Lawan China

Badminton
Thomas dan Uber Cup 2024, Salut Jonatan untuk Tim Putri Indonesia

Thomas dan Uber Cup 2024, Salut Jonatan untuk Tim Putri Indonesia

Badminton
Indonesia ke Final Thomas Cup 2024, Jonatan Sebut Fajar/Rian Jadi Kunci

Indonesia ke Final Thomas Cup 2024, Jonatan Sebut Fajar/Rian Jadi Kunci

Badminton
Klub Elkan Baggott Ipswich Town Promosi ke Premier League

Klub Elkan Baggott Ipswich Town Promosi ke Premier League

Liga Inggris
Hasil Arsenal Vs  Bournemouth: The Gunners Pesta 3 Gol, Amankan Puncak

Hasil Arsenal Vs Bournemouth: The Gunners Pesta 3 Gol, Amankan Puncak

Liga Inggris
Sejarah 26 Tahun Terulang, Putra-putri Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup 2024

Sejarah 26 Tahun Terulang, Putra-putri Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Indonesia ke Final Piala Thomas 2024, Fajar/Rian Terlecut Prestasi Tim Uber

Indonesia ke Final Piala Thomas 2024, Fajar/Rian Terlecut Prestasi Tim Uber

Badminton
Thomas Cup 2024, Indonesia Tunggu China atau Malaysia di Final

Thomas Cup 2024, Indonesia Tunggu China atau Malaysia di Final

Badminton
Hasil Thomas Cup 2024: Jonatan Penentu, Indonesia Tembus Final!

Hasil Thomas Cup 2024: Jonatan Penentu, Indonesia Tembus Final!

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com