Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSSI Diminta Tindak Tegas Pemain Pembangkang

Kompas.com - 12/09/2011, 18:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Persiba Balikpapan Syahrir Taher menyesalkan sikap tujuh pemain tim nasional Indonesia yang menolak dilatih lagi oleh Pelatih Wim Rijsbergen. Syahrir meminta PSSI untuk menindak tegas ketujuh pemain tersebut.

"Saya sangat menyayangkan di mana pemain timnas ada tujuh orang tidak mau mengikuti pelatih Belanda ini. Tentu ini juga kita sayangkan karena dalam waktu dekat kita akan melawan Qatar (11 Oktober)," kata Syahrir.

Ketujuh pemain timnas yang disebut kapten timnas Bambang "Bepe" Pamungkas itu menolak dilatih lagi oleh Rijsbergen pascakekalahan 0-2 dari Bahrain pada 6 September lalu. Penolakan itu berawal dari sikap Wim yang memarahi dan membentak para penggawa timnas. Mereka juga kecewa dengan komentar Wim seusai pertandingan yang terkesan lepas tangan dan menyalahkan para pemainnya.

Menurut Syahrir, timnas Indonesia tidaklah bergantung pada ketujuh pemain tersebut. Masih banyak pemain lain yang bisa menggantikan posisi mereka. "Kalau ini terus berlanjut dari tahun ke tahun, ini akan membawa dampak yang kurang baik bagi persepakbolaan kita. Oleh karena itu, kami minta kepada PSSI, orang-orang yang seperti ini harus ditindak tegas," katanya.

"Kalau bicara tentang klub, ya saya pikir biasa-biasa saja, tapi ini lain kan. Ini tentang bicara bangsa dan negara. Yang paling penting jangan sekali-sekali para pemain timnas itu mendeteksi artinya seolah-olah ketergantungan kepada mereka, apalagi juga kita tahu pemain-pemain timnas ini juga sudah usia tua. Ya tentu harus kasih contoh yang baiklah. Apa pun alasannya kita harus ikut sama pelatih," tuntas Syahrir.

Konflik antara pemain dan pelatih timnas terus bergulir menyusul dua kekalahan yang dialami timnas dalam penyisihan Grup E pada kualifikasi Piala Dunia zona Eropa. Hasil itu membuat posisi tim "Garuda" terbenam di dasar klasemen Grup E tanpa nilai dan minus lima gol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com