JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan pelatih tim nasional Indonesia Benny Dollo menilai, duet Boaz Salossa dan Cristian "El Loco" Gonzalez di level timnas belum teruji. Hal ini karena lawan yang mereka hadapi baru tim sekelas Turkmenistan.
Dalam dua leg melawan Turkmenistan, pelatih timnas Indonesia Wim Rijsbergen memasang duet Boaz dan Gonzales di lini serang. Hasilnya, "El Loco" sukses melesakkan dua gol. Boaz sendiri menciptakan dua assist dan selalu menjadi ancaman nyata di pertahanan lawan. Sebelumnya, kedua pemain itu tak pernah berduet bersama di level klub atau timnas.
"(Duet Boaz-Gonzales) sejauh ini belum teruji. Teruji dalam artian lawan yang dihadapi kan juga Turkmenistan yang kalau menurut saya enggak ada apa-apanyalah," jelas Bendol yang juga mantan pelatih Persija Jakarta tersebut.
Selain Boaz dan Gonzalez, tim "Garuda" masih memiliki dua stok penyerang lainnya, yakni Irfan Bachdim dan Bambang Pamungkas. Bendol tidak menutup kemungkinan jika kedua penyerang itu nantinya bisa saja merebut tempat Boaz dan Gonzales.
"Saya tidak bisa bilang ini (duet Boaz-Gonzales) pilihan terbaik saat ini karena mereka masih akan menjalankan latihan satu bulan lebih. Tentunya pelatih nanti akan lebih tahu siapa yang paling baik," terang Bendol, yang melatih timnas pada 2008-2010 lalu.
Mengenai pertandingan melawan Turkmenistan, Bendol melihat faktor fisik masih menjadi masalah Indonesia. Keunggulan 3-0 di paruh pertama, nyaris disamakan sebelum akhirnya Indonesia menang dengan skor 4-3.
Meski demikian, Bendol tak mau menyalahkan pemain karena waktu persiapan Firman Utina dan kawan-kawan memang sangat mepet. "Kalau kita melihat kekompakan dalam bermain timnas cukup bagus. Cuma dari transisi attacking ke defence sangat lambat sekali, itu kan penyakit lama dan dengan sepuluh pemain Turkmenistan bisa mencuri dua gol. Itu sangat luar biasa," paparnya.
"Kondisi fisik kita jadi dilema, tapi pemain juga tak bisa disalahkan. Karena gonjang-ganjing (PSSI) yang terjadi kemarin, ya jadi begitu. Kalau pun hasil yang kemarin saya pikir sangat maksimal dengan kondisi seperti itu (persiapan pas-pasan). Ini tentu di samping Turkmenistan yang digembor-gemborkan ternyata tidak ada apa-apanya," tuntas Bendol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.