JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan pelatih tim nasional Indonesia, Benny Dollo, menilai, keputusan mendadak PSSI memecat Pelatih Alfred Riedl sebagai blunder. Pasalnya, dengan waktu yang sangat mepet menjelang laga kualifikasi Pra-Piala Dunia, tim nasional akan butuh adaptasi lagi dengan pelatih baru, Wim Rijsbergen.
"Keputusan kurang tepat. Wim memang bagus dengan berbagai pengalamannya. Namun, ia belum kenal betul karakter sepak bola Indonesia. Saya sangsi dia bisa ramu tim dalam waktu yang sempit. Seharusnya biar saja Riedl ditugaskan sampai Pra-Piala Dunia selesai," kata Bendol saat dihubungi wartawan, Kamis (14/7/2011) di Jakarta.
Wim hanya memiliki sisa waktu sembilan hari untuk mempersiapkan strategi dan mental Firman Utina dan kawan-kawan, jelang partai melawan Turkmenistan, 23 Juli mendatang.
"Dampak ke pemain juga pasti terganggu. Pemain (inti) akan rombak ulang. Mereka juga harus adaptasi ulang soal pelatih. Padahal, waktu sudah sempit," tambah Bendol.
Riedl dipecat PSSI karena masalah kontraknya. PSSI yang kini dipimpin Djohar Arifin Husin mengklaim Riedl bukan memiliki kontrak dengan institusi PSSI, melainkan dengan Nirwan Bakrie sebagai mantan Ketua Badan Tim Nasional (Ketua BTN).
Wim sendiri yang baru ditunjuk PSSI sudah lama malang melintang di dunia sepak bola internasional. Ia pernah menjadi pelatih tim yunior Ajax Amsterdam. Ia juga menjadi asisten pelatih Leo Beenhakker saat memimpin tim nasional Trinidad and Tobago di Piala Dunia 2006. Saat ini, Wim masih tercatat sebagai pelatih klub Liga Primer Indonesia, PSM Makassar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.