Homare Sawa (32), kapten tim sepak bola putri Jepang, belum pulih benar dari sakit perut karena bertumbukan pada laga perempat final Kejuaraan Dunia, Sabtu lalu. Namun, semangat dalam dirinya meluap-luap untuk berlaga demi negaranya pada semifinal Rabu (13/7) melawan Swedia.
Mengalahkan juara bertahan Jerman di perempat final Kejuaraan Dunia, 1-0, adalah kemenangan yang mengguncang sekaligus membanggakan. Jerman bagai raksasa di jagat sepak bola. Apalagi, perhelatan itu berlangsung di Jerman.
Kemenangan itulah yang menjadi satu pendorong Sawa untuk ngotot tampil di semifinal. Dia berperan dalam tercipta- nya gol itu. Umpan panjangnya ditangkap Karina Maruyama yang mengecoh pemain belakang Jerman. Kiper Jerman, Nadine Angerer, gagal menangkap bola sepakan Maruyama yang meluncur ke gawang pada menit ke-108 itu. Sawa pun mendapat anugerah gelar player of the match.
Bisa dimafhumi jika Sawa melecut dirinya, menahan rasa sakit agar bisa bertanding. Gelandang setinggi 164 sentimeter ini ingin membuktikan perannya pada laga krusial.
Baru kali ini Jepang menapak semifinal Kejuaraan Dunia. Sawa merasa bertanggung jawab untuk menginspirasi pemain- pemain yang lebih muda di timnya. ”Sebagai kapten, adalah tugas saya untuk menyemangati pemain lain. Jadi, mereka tidak mudah menyerah. Saya ingin menunjukkan suatu pelajar- an bagi para pemain muda,” ujar Sawa, seperti dikutip AFP.
Pelatih Jepang Norio Sasaki mengatakan, Sawa sangat dibutuhkan ketika melawan Swedia. Jika Jepang mampu ke final, Sawa tetap sangat dibutuhkan melawan tim Amerika Serikat atau Perancis. ”Dia pemimpin yang tidak terbantahkan. Sawa adalah simbol dari gaya bermain sepak bola yang memang harus kami mainkan,” katanya.
Sasaki mengisahkan, selama 15 tahun Sawa menjadi bagian dari tim nasional. Dia adalah simbol bagi sejarah sepak bola putri di Jepang. Sawa bermain pertama kali dalam liga pada usia 12 tahun. Tiga tahun kemudian, ia memakai seragam timnas. Sawa tampil di timnas Jepang dalam 171 laga dan dua kali menjadi pemain sepak bola putri terbaik se-Asia.
Pemain gelandang ini menjadi ancaman saat beraksi di depan gawang lawan. Sawa pernah mencetak hattrick saat Jepang menang 4-0 melawan Meksiko dalam penyisihan grup kejuaraan dunia. Saat itu, Pelatih Meksiko Leonardo Cuellar berujar, Jepang akan bertarung hingga meraih titel.
Sawa membuktikan, pemain Jepang yang relatif lebih pendek ketimbang pemain Eropa bisa unggul di lapangan. ”Kontak fisik selalu menjadi masalah saat melawan tim-tim di Eropa. Pemain Jepang kerap terjatuh saat bertumbukan. Namun, Homare mampu menghadapinya,” kata Sasaki. Salut!