jakarta, kompas
”Ini bukan untuk mencari-cari kesalahan,” ujar Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin, Senin (11/7). ”Kami harus memulai dengan bersih. Kepercayaan adalah modal kami supaya bisa bekerja sama dengan pihak mana pun,” kata Djohar.
Audit keuangan ini dilakukan karena aset, pemasukan, dan pengeluaran keuangan PSSI tidak pernah transparan. Kondisi keuangan PSSI saat ini pun sempat dinyatakan oleh Komite Normalisasi telah kosong, untuk tidak mengatakan minus.
Menjelang Kongres Luar Biasa di Solo pada 9 Juli, Bendahara PSSI Achsanul Qosasih mengatakan, kas organisasi sebesar Rp 7 miliar telah habis untuk menggelar dua kali kongres dan operasional sehari-hari.
Pengurus PSSI periode sebelumnya selalu mengklaim
Tuntutan audit keuangan PSSI juga pernah disuarakan oleh sejumlah lembaga sosial dan kelompok suporter. Audit yang
”Harus transparan. Dana yang masuk dan yang terpakai akan diumumkan. Audit juga akan dilakukan secara rutin apakah tiap enam bulan atau bagaimana sesuai dengan saran lembaga audit,” ujar Djohar.
Mengenai hasil audit apakah akan dilaporkan ke lembaga penyidik kejahatan, Djohar mengatakan, ”Ranah hukum bukan wilayah kami, tetapi semua harus bertanggung jawab.”
Wakil Ketua Umum PSSI Farid Rahman menilai, audit keuangan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat dan dunia usaha.
Kepercayaan terhadap PSSI sedang terpuruk, dan mencapai puncaknya saat pemerintah menyatakan tidak mengakui kepengurusan Nurdin Halid.