JAKARTA, KOMPAS -
”Kalau tidak ada dana, saya tidak tahu. Mungkin kami membatalkan lawatan ke Turkmenistan,” kata Iman dalam jumpa pers bersama Pelatih Timnas Alfred Riedl dan Asisten Pelatih Timnas Wolfgang Pikal di Jakarta, Sabtu (2/7). Indonesia melawan Turkmenistan pada putaran kedua Pra-Piala Dunia (PPD) zona Asia, tandang di Ashgabat (23 Juli) dan tampil di Jakarta (28 Juli).
”Kami mengajukan dana pada KN (Komite Normalisasi) sekitar Rp 2 miliar-Rp 3 miliar untuk persiapan melawan Turkmenistan, tetapi dana belum turun,” kata Iman. Sejak Komite Eksekutif PSSI, termasuk Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dan Wakil Ketua Umum Nirwan Bakrie dibekukan FIFA awal April lalu, aktivitas organisasi PSSI diambil alih Komisi Normalisasi.
Menurut Riedl, dalam empat bulan terakhir, pihaknya tidak mendapat dana. Bukan hanya tidak dapat menggelar laga uji coba, latihan timnas juga harus mundur dari seharusnya mulai Senin besok menjadi 14 Juli.
”Empat bulan, tidak ada dana. Situasinya sangat sulit. Ini bukan situasi yang bagus,” kata Riedl. ”Sekalipun saya tidak merasa optimistis, kami berharap, semoga situasi segera membaik.”
Sinyal BTN membatalkan laga melawan Turkmenistan karena ketiadaan dana membawa konsekuensi serius. Mengacu aturan Piala Dunia 2010, tim yang mundur setelah kualifikasi dimulai bakal didenda 40.000 franc Swiss (setara dengan Rp 402,8 juta), kemungkinan sanksi tambahan Komisi Disiplin FIFA, dan kewajiban membayar kompensasi dana atas kemungkinan kerugian tim lawan.
Persiapan timnas senior terbengkalai, begitu pula timnas U-23 untuk ajang Piala AFF U-23, 16-24 Juli di Palembang. Ketiadaan dana membuat mereka baru dikumpulkan dua hari menjelang
Sementara Riedl mengumumkan 25 anggota skuad timnas PPD dan 25 pemain timnas U-23. Untuk timnas PPD, striker Boaz Solossa dipanggil. Semua pemain dikumpulkan mulai 14 Juli, dengan catatan ada dana.