MUENCHEN, KOMPAS.com - Kapten Bayern Muenchen, Philipp Lahm, mengaku senang karena klubnya berhasil merekrut Manuel Neuer, Rafinha dan Nils Petersen. Meski demikian, Lahm mengaku belum puas dan ingin "Der Bavarians" menambah skuad lagi.
Dalam wawancara eksklusif dengan FIFA.com, Lahm menjelaskan sepak terjangnya bersama Bayern selama 16 tahun berkarier. Ia juga menuturkan harapannya bersama manajer baru Jupp Heynckes.
Philipp, Anda telah bermain bersama Bayern sejak 1995. Apa alasan utama di balik loyalitas Anda untuk klub?
"Aku sangat senang di Bayern. Itu sebabnya aku memperpanjang kontrakku untuk lima tahun lagi (sampai Juni 2016). Aku punya masa depan yang baik di sini, baik di pentas domestik maupun internasional. Jadi, untukku tidak ada klub lain."
Jupp Heynckes akan mengambil alih kendali di Bayern setelah liburan musim panas nanti. Apa yang Anda harapkan dari pelatih baru?
"Aku menantikan kesempatan bekerja sama dengan Jupp Heynckes. Dia seorang pelatih berpengalaman yang tahu bagaimana menyeimbangkan pertahanan dan serangan. Ini penting karena kami kebobolan terlalu banyak gol musim lalu. Kami perlu memperbaiki pertahanan kami. Kami punya kualitas bagus dalam serangan dan kami selalu bisa mencetak gol. Namun, orang-orang tidak berbasa-basi ketika mengatakan pertahanan bagus adalah modal juara. Itulah misi Jupp Heynckes dan aku yakin dia akan berhasil."
Bayern telah membeli tiga pemain baru untuk musim depan, yakni Manuel Neuer, Rafinha dan Nils Petersen. Apakah Anda mengharapkan bala bantuan lagi sebelum bursa ditutup?
"Tidak perlu diragukan lagi kami perlu memperkuat skuad. Sebagai klub papan atas kami perlu terus berkembang dan membeli pemain baru. Anda melihat itu di klub-klub top lainnya, dan Bayern juga seperti itu."
Apa target Anda untuk musim 2011/12 mengingat musim sebelumnya Bayern tanpa piala?
"Dengan kualitas yang kami miliki dalam skuad, tujuan kami adalah selalu meraih gelar domestik dan melangkah lebih jauh dari babak 16 besar Liga Champions. Masalahnya, musim lalu kami mengalami kesulitan menemukan ritme setelah Piala Dunia berakhir karena banyak pemain yang terlibat bersama tim nasional mereka. Mereka tidak mendapatkan banyak hari libur. Ini tidak mudah."