Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Adil jika FIFA Menjatuhkan Sanksi

Kompas.com - 25/05/2011, 05:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng menegaskan, jika FIFA menjatuhkan sanksi terhadap Indonesia, maka itu keputusan tidak adil dari badan sepak bola dunia tersebut. Ini mengingat, Andi melanjutkan, apa yang terjadi pada Kongres PSSI 20 Mei lalu di Jakarta tidak bisa dianggap berdiri sendiri karena merupakan bagian dari proses panjang dari pengurus sebelumnya.

Penegasan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) diungkapkan pada Selasa (24/5/2011) malam dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat Umum di ruang Komisi X DPR di kompleks Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Selain Menpora, rapat itu juga dihadiri Ketua KONI/KOI Rita Subowo dan Ketua Komite Normalisasi PSSI Agum Gumelar.

Menpora juga menjelaskan, pemerintah sedang berkomunikasi dengan semua pihak untuk mencari titik temu. Ia sudah bertemu Rita Subowo, Agum Gumelar, serta dua calon yang dilarang maju oleh FIFA, George Toisutta dan Arifin Panigoro.

"Ini baru satu putaran, dan untuk mencari titik temu harus melalui beberapa kali putaran. Dari pertemuan pertama kami, rasanya ada titik temu, ada keinginan untuk membenahi sepak bola Indonesia," ujar Andi.

"Saya berharap semua pihak bisa berkompromi tanpa kehilangan muka, tetap pada harga diri masing-masing," ujar Andi.

Kompromi para pihak itu, menurut Andi, menjadi syarat utama kongres mendatang. Jika kompromi belum tercapai, maka kongres diprediksi akan kembali gagal memilih pengurus baru. "Harus ada fleksibilitas, harus ada titik temu dari pihak-pihak terkait supaya kongres baru bisa mulus," ujar Andi.

Andi menegaskan, pemerintah juga sedang berkomunikasi dengan FIFA supaya tidak menjatuhkan sanksi. Melalui komunikasi itu, FIFA diharapkan bisa memahami secara utuh kondisi di Indonesia.

Secara umum, Komisi X DPR mendukung langkah Komite Normalisasi PSSI untuk mencegah FIFA menjatuhkan sanksi. Sanksi dinilai sangat merugikan Indonesia, yang sebentar lagi harus berlaga di SEA Games.

Semua anggota Komisi X, Selasa malam, bersimpati kepada Komite Normalisasi meskipun komite ini gagal menghasilkan pengurus baru PSSI dalam Kongres 20 Mei.

Mayoritas anggota Komisi X juga mengecam tindakan para pemilik suara yang terkesan memaksakan kehendak saat kongres di Golden Ballroom, Hotel Sultan, tersebut. Ada juga masukan supaya Komisi Disiplin PSSI bersidang untuk menghukum oknum-oknum pemilik suara yang dinilai mengacaukan kongres.

"Perlu dilakukan langkah-langkah cepat supaya terhindar dari sanksi FIFA," ujar Reni Marlinawati, anggota Komisi X dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan. Ferdiansyah, anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Golkar, berpendapat, Menpora perlu mengevaluasi wakil yang dikirim ke FIFA. Orang yang dikirim seharusnya menguasai peraturan internasional FIFA. Dengan demikian, informasi yang disampaikan selaras dengan aturan organisasi FIFA. (ANG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

    Daftar Juara Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Usai Tuntas Digelar

    Sports
    Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

    Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

    Badminton
    'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

    "Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

    Timnas Indonesia
    Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

    Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

    Timnas Indonesia
    Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

    Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

    Badminton
    Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

    Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

    Sports
    Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

    Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

    Badminton
    Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

    Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

    Timnas Indonesia
    Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

    Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

    Internasional
    Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

    Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

    Badminton
    Uber Cup 2024: Apresiasi untuk Indonesia, Bersiap Lawan Korsel di Semifinal

    Uber Cup 2024: Apresiasi untuk Indonesia, Bersiap Lawan Korsel di Semifinal

    Badminton
    Semifinal Piala Uber 2024: Ester Akhiri Penantian 14 Tahun

    Semifinal Piala Uber 2024: Ester Akhiri Penantian 14 Tahun

    Badminton
    Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan di Final Piala Asia U23 2024

    Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan di Final Piala Asia U23 2024

    Internasional
    Gratis! Nonton Final Euro 2024 Langsung di Olympiastadion Berlin, Cek Caranya

    Gratis! Nonton Final Euro 2024 Langsung di Olympiastadion Berlin, Cek Caranya

    BrandzView
    Jadwal Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

    Jadwal Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

    Timnas Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com