JAKARTA, KOMPAS -
Juru bicara Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional Indonesia (GRSNI), Halim Mahfudz Minggu (22/5), mengungkapkan, pihaknya telah mengirimkan laporan pelaksanaan kongres kepada pihak-pihak terkait, seperti Presiden dan Sekjen FIFA, Komite Eksekutif (Exco) FIFA, serta Presiden dan Sekjen Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
”Kami ingin memberikan informasi seimbang kepada Exco FIFA dan AFC supaya FIFA mendapat informasi berimbang,” kata Halim, ”Setidaknya FIFA membaca dan mempertimbangkan informasi kami meski tidak ada jaminan (laporan itu dijadikan pertimbangan).”
Dua laporan lain untuk Exco FIFA dipastikan berasal utusan FIFA (Direktur Asosiasi Anggota dan Pengembangan Thierry Regenass serta anggota Komite Asosiasi Frank van Hattum) dan Komite Normalisasi (KN) yang diketuai Agum Gumelar. ”Kami segera menulis laporan (soal kongres) dan mengirimkannya kepada FIFA,” kata Agum, yang dikutip Reuters.
”Badan sepak bola dunia itu bakal membuat keputusan berdasarkan laporan,” tutur Agum. Kongres PSSI gagal membuahkan kepengurusan PSSI periode 2011-2015 setelah buntu
Setelah kongres yang gagal membuahkan hasil itu, Agum selaku Ketua KN belum menggelar jumpa pers resmi. Menurut informasi, jumpa pers Agum dijadwalkan bakal digelar Senin ini di Jakarta.
Dalam laporan setebal tiga halaman dan ditandatangani perwakilan peserta kongres, GRSNI —wadah kelompok reformasi dan Kelompok 78—menyebutkan beberapa hal yang membuat kongres tidak berjalan sesuai dengan Statuta FIFA, Standard Electoral Code FIFA, dan Statuta PSSI.
”Mayoritas pemilik suara meminta KN melakukan
Hal lain yang juga disebut dalam laporan GRSNI adalah masalah voting dan pelanggaran peran pemantau Thierry Regenass yang memberikan pernyataan dengan nada mengintimidasi