JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu pencetus reformasi PSSI, Saleh Muhkadar, mengatakan, ada konspirasi busuk antara pihak status quo PSSI dan pejabat-pejabat di FIFA. Ini berkaitan dengan penolakan FIFA terhadap George Toisutta dan Arifin Panigoro.
Saleh menuturkan, hingga kini alasan FIFA menolak George Toisutta dan Arifin Panigoro belum juga jelas. Menurutnya, ini terjadi karena ada "kerja sama" dari pihak status quo pimpinan Nurdin Halid dan pejabat-pejabat teras FIFA.
Saleh juga mengungkapkan, pihak status quo PSSI dulu pernah melobi Toisutta untuk meloloskannya maju ke kongres dengan syarat, Arifin Panigoro tidak boleh ikut. Akan tetapi, Toisutta menolaknya.
Beberapa waktu lalu, kata Saleh, Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, juga sempat melakukan negosiasi dengan Komite Pemilihan (KP) untuk memperjuangkan nama Toisutta saja di hadapan FIFA. Namun, KP juga menolaknya.
"Kalau KP setuju, mungkin sudah keluar surat FIFA bahwa George Toisutta boleh maju," tutur Saleh, Rabu (11/5/2011). "Ini bukan persoalan peraturan, melainkan persoalan konspirasi busuk yang terjadi di antara orang-orang lama di PSSI dan orang-orang di FIFA," tambahnya.
"Artinya, kalau dulu Pak Nurdin hanya berbentuk wayang dan ada dalangnya, sekarang Pak Agum juga wayang dan ada juga dalangnya," pungkas Saleh.
Hingga kini masalah pencalonan George Toisutta dan Arifin Panigoro (GT-AP) masih juga berlarut-larut. Kelompok 78 sebagai poros pendukung GT-AP sudah menyewa pengacara internasional, Patrick Mbaya, untuk menyurati Presiden FIFA Sepp Blatter dan menanyakan dasar pencekalan GT-AP. Diharapkan, pada Kamis (12/3/2001), jawaban resmi dari FIFA sudah keluar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.