Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agum Siap Cegah Sanksi FIFA

Kompas.com - 16/04/2011, 18:17 WIB
EditorHery Prasetyo

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar bertekad untuk mencegah jatuhnya sanksi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) terkait Kongres PSSI pada 14 April. Dia akan melakukan upaya itu saat menemui Presiden FIFA Sepp Blatter di Zurich, Swiss, 19 April.

"(Sanksi) itu yang akan dicegah. Sanksi untuk sepak bola Indonesia itu yang harus kita cegah," kata Agum seusai rapat dengan Ketua KONI/KOI Rita Subowo di kantor KOI, Jakarta, Jumat (15/4/2011). "Karena itu, saya di satu pihak ingin berada di koridor Statuta PSSI dan FIFA, tetapi saya juga meminta salah satu kelompok pendukung untuk bisa mengerti. Jangan sampai muncul pemikiran 'go to hell with FIFA'."

Agum menegaskan untuk menjawab kekhawatiran sejumlah kalangan atas kemungkinan jatuhnya sanksi FIFA terkait keputusan Komite Normalisasi (KN) yang membentuk Komite Pemilihan dan Komite Banding dalam pertemuan yang dinyatakan sebagai kongres, 14 April, di Hotel Sultan, Jakarta.

Dalam surat elektronik yang beredar di media, Direktur Asosiasi dan Pengembangan Anggota FIFA Thierry Regenass menyatakan, "Komite Normalisasi adalah Komite Pemilihan, tidak perlu ada komite lain yang dipilih."

Dia menegaskan, empat kandidat yang pernah ditolak Komite Banding Pemilihan PSSI pada 28 Februari tidak boleh maju dalam pencalonan ketua umum PSSI 2011-2015. "Jika PSSI tidak mengimplementasikan keputusan FIFA, mereka bisa dijatuhi sanksi," ujar Regenass dalam surat elektronik tersebut.

Pertemuan dengan FIFA

Agum menjelaskan, setelah melaporkan hasil kongres pada 14 April kepada KONI, KN akan melaporkannya kepada FIFA. Mantan Ketua Umum PSSI itu dijadwalkan terbang ke Zurich Minggu besok. Dia dijadwalkan bertemu Presiden FIFA Sepp Blatter dua hari kemudian.

Agum bakal memanfaatkan pertemuan itu untuk menjelaskan keputusan KN membentuk Komite Pemilihan dan Komite Banding kepada FIFA, sekaligus meyakinkan mereka untuk tidak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia. "Apa pun akan saya komunikasikan," kata Agum.

Sejumlah kalangan mengkritik KN atas keputusan mereka pada 14 April. Hal itu karena dalam keputusan yang diumumkan melalui situs mereka, 4 April, FIFA mengatakan, KN akan berfungsi sebagai komisi pemilihan (would act as an electoral commission).

"FIFA dari awal hanya menugaskan Komite Normalisasi untuk menjalankan proses pemilihan ketua umum sesuai aturan. Saya kira keberadaan Komite Normalisasi telah keluar dari fungsi sebenarnya," ujar Yopie Lumoindong, pengamat sepak bola dan mantan Direktur Teknik PSM Makassar, kepada kantor berita Antara, Jumat.

Soal kritik itu, Agum menyatakan, keputusan KN sesuai Statuta PSSI dan FIFA. "Dalam statuta, Komite Pemilihan dan Komite Banding dibentuk lewat kongres,” katanya.

Tidak punya kepentingan

Agum menyatakan, pihaknya tidak mau mengambil tindakan atau memutuskan sesuatu di luar koridor Statuta PSSI atau FIFA. Dia mencontohkan, ketika ada desakan dari mayoritas anggota PSSI dalam kongres 14 April agar forum saat itu menganulir keputusan FIFA terkait pencalonan para kandidat yang telah dilarang FIFA, dia dengan tegas menolak.

"Saat disodori keputusan (pemutihan hukuman bagi mereka yang dijatuhi sanksi Komisi Disiplin PSSI) untuk saya tanda tangani, saya bilang, 'No! No!'," katanya. "Percayalah kepada saya. Saya tidak punya kepentingan apa-apa, kepentingan mencari kedudukan pribadi, kepentingan mengegolkan satu calon."

Namun, dia mengaku tidak bisa menutup telinga atas permintaan sebagian anggota PSSI yang menginginkan beberapa dari empat kandidat yang dilarang itu bisa maju dalam pencalonan. Hal itu juga akan ditanyakan kepada Blatter. "Kalau keputusan FIFA tidak boleh, ya sudahlah." (SAM)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Sheikh Jassim Layangkan Tawaran Kelima, Mulai Frustrasi dengan MU

Sheikh Jassim Layangkan Tawaran Kelima, Mulai Frustrasi dengan MU

Liga Inggris
Real Madrid Sepakat Harga, Jude Bellingham Segera Merapat

Real Madrid Sepakat Harga, Jude Bellingham Segera Merapat

Liga Spanyol
Hasil Lengkap Singapore Open 2023: Termasuk Ginting dan Minions, 8 Wakil ke 16 Besar

Hasil Lengkap Singapore Open 2023: Termasuk Ginting dan Minions, 8 Wakil ke 16 Besar

Badminton
Hasil Singapore Open 2023, Ahsan/Hendra Berjaya Lewat Duel Sengit

Hasil Singapore Open 2023, Ahsan/Hendra Berjaya Lewat Duel Sengit

Badminton
Bukan Barcelona, Lionel Messi Putuskan ke Inter Miami

Bukan Barcelona, Lionel Messi Putuskan ke Inter Miami

Liga Lain
Peran Sponsor dalam Mendatangkan Lionel Messi ke MLS

Peran Sponsor dalam Mendatangkan Lionel Messi ke MLS

Internasional
Erick Thohir Umumkan Pemegang Hak Siar Timnas 2023, Nilai Kontrak Rp56 Miliar

Erick Thohir Umumkan Pemegang Hak Siar Timnas 2023, Nilai Kontrak Rp56 Miliar

Liga Indonesia
Kondisi Terkini David da Silva pada Masa Pramusim Persib

Kondisi Terkini David da Silva pada Masa Pramusim Persib

Liga Indonesia
PP PBVSI Panggil 18 Pevoli Putra untuk Pelatnas Asian Games 2023

PP PBVSI Panggil 18 Pevoli Putra untuk Pelatnas Asian Games 2023

Sports
Perihal Konvoi Timnas, Wali Kota Surabaya Terangkan Ada Kesalahpahaman

Perihal Konvoi Timnas, Wali Kota Surabaya Terangkan Ada Kesalahpahaman

Liga Indonesia
Sandy Walsh Siap Bantu Wujudkan Mimpi Marselino Main di Liga Champions

Sandy Walsh Siap Bantu Wujudkan Mimpi Marselino Main di Liga Champions

Liga Indonesia
Hasil Singapore Open 2023: Ginting Tembus 16 Besar, Ditunggu Wakil Kanada

Hasil Singapore Open 2023: Ginting Tembus 16 Besar, Ditunggu Wakil Kanada

Badminton
Final Liga Champions Man City Vs Inter, Guardiola Hati-hati demi Treble Winner

Final Liga Champions Man City Vs Inter, Guardiola Hati-hati demi Treble Winner

Liga Champions
Polemik Konvoi Timnas di Surabaya, Eri: Hanya Pengawalan ke Balai Kota

Polemik Konvoi Timnas di Surabaya, Eri: Hanya Pengawalan ke Balai Kota

Liga Indonesia
Venue FIBA World Cup 2023 Dijajal Public Figure, Menpora Mau Main 1 Menit

Venue FIBA World Cup 2023 Dijajal Public Figure, Menpora Mau Main 1 Menit

Sports
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+