MADRID, KOMPAS.com — Pelatih Barcelona, Josep Guardiola, malah menilai timnya bukan favorit untuk menang dalam duel "El Clasico", Sabtu (16/4/2011), melainkan Madrid. Pasalnya, Madrid saat ini lebih baik dan sulit ditaklukkan.
Malam nanti, kedua tim saling bunuh di Santiago Bernabeu. Ini duel menentukan. Jika menang, Barcelona hampir pasti meraih gelar juara. "El Barca" akan datang dengan status pemuncak klasemen, unggul delapan poin atas Real Madrid. Sejumlah kalangan memfavoritkan Barca menang pada pertandingan nanti. Namun, Guardiola justru menilai sebaliknya.
"Saya selalu menilai tinggi mengenai Madrid," kata Guardiola kepada harian olahraga Spanyol, Marca. "Madrid saat ini lebih baik daripada yang kami lawan sebelumnya. Mereka favorit memenangkan pertandingan nanti. Jika kami kalah di Bernabeu, jalan jalan untuk juara masih panjang. Tapi, kami harus menang di Bernabeu," papar pelatih asal Spanyol itu.
Guardiola mengaku sangat menghormati Madrid. Oleh karena itu, ia meminta timnya untuk mewaspadai kekuatan mereka.
"Para pemain Madrid memiliki tendangan yang luar biasa, lompatan yang tinggi, lebih cepat, dan lebih kuat daripada kami. Saya belum pernah melihat tim seperti mereka. Dalam tiga sentuhan, mereka bisa mencetak gol. Kami perlu memulai pergerakan dari (kiper) Victor Valdes untuk menciptakan peluang," jelas pelatih berusia 40 tahun itu.
Sementara itu, Barcelona mendapatkan suntikan moral setelah pulihnya salah satu andalan mereka, yakni Carles Puyol. "Kami memiliki beberapa masalah dalam pertahanan dan (kembalinya Puyol) adalah berita baik. Namun, dia belum banyak berlatih meskipun dia tidak merasakan sakit lagi saat ini. Dia tidak banyak latihan dan dia tidak mengeluh sakit. Kami akan melihat bagaimana keadaannya besok," tukas Guardiola.
Dalam kesempatan ini, Guardiola juga mengemukakan pendapatnya soal tindakan pelatih Jose Mourinho yang tidak berbicara kepada media dalam konferensi pers.
"Semua yang saya katakan akan dibandingkan dengan Mr Mourinho. Setiap orang berhak melakukan apa yang mereka inginkan dalam klub mereka. Ini bukan kali pertama terjadi. Dia memiliki kualitas yang hebat, mengetahui cara bermain dengan cara yang berbeda. Dia melakukannya kepada kami saat melatih Inter (di semifinal Liga Champions 2009-10). Salah satu gaya permainan di leg pertama dan gaya permainan yang lain di leg kedua sangat berbeda. Dia sangat terampil dalam mengubah timnya," bebernya. (MRC)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.